Polisi Malaysia Tangkap Pengikut ISIS Asal Indonesia

Raja Eben Lumbanrau | CNN Indonesia
Kamis, 05 Jan 2017 00:56 WIB
Pihak berwenang Malaysia menahan WNI terduga pengikut kelompok militan ISIS yang akan berangkat dan melakukan serangan ke Myanmar.
Ilustrasi Propaganda ISIS. (REUTERS/Dado Ruvic)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak berwenang Malaysia menahan terduga pengikut kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang akan berangkat dan melakukan serangan ke Myanmar. Terduga tersebut berwarga negara Indonesia.

Kepala polisi divisi kontra-terorisme Malaysia Ayob Khan Mydin Pitchay dalam sebuah wawancara mengatakan, Myanmar menghadapi ancaman serangan oleh pendukung ISIS yang direkrut dari jaringan Asia Tenggara terkait penganiayaan warga muslim Rohingya.

"Dia berencana untuk melakukan jihad di Myanmar, melawan pemerintah Myanmar untuk kelompok Rohingya ini di negara bagian Rakhine," kata Ayob dikutip dari channelnewsasia.com, Rabu (4/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ayob mengatakan, WNI tersebut ditangkap bulan lalu. Ia disidang pada Rabu (4/1) atas kepemilikan bahan-bahan terkait kelompok teroris.

Tersangka WNI yang bekerja di pabrik Malaysia sejak 2014 itu, kata Ayob, termasuk di antara tujuh orang yang sudah ditangkap karena dicurigai memiliki hubungan dengan ISIS. Tersangka itu juga terlibat dalam komplotan yang menyelundupkan senjata ke wilayah Poso, Sulawesi, Indonesia.

"Ada kemungkinan yang tinggi, baik itu dari ISIS atau kelompok lain, akan menemukan cara dan sarana untuk pergi ke Myanmar untuk membantu saudara-saudara Muslim Rohingya," kata Ayob Khan.

Berdasarkan keterangan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, tentara Myanmar merazia wilayah utara Rakhine, berbatasan dengan Bangladesh, sejak Oktober, tahun lalu. Sekitar 34 ribu warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.

Kelompok HAM menuduh pasukan keamanan Myanmar melakukan pembunuhan dan pemerkosaan dalam operasi militer tersebut, sebagai respon atas serangan terhadap pos polisi pada 9 Oktober yang menewaskan sembilan petugas.

Pemerintah Aung San Suu Kyi menyangkal tuduhan kekerasan tersebut.

Juru Bicara Pemerintah Myanmar Zaw Htay kepada Reuters mengatakan, tidak ada bukti kehadiran ISIS di Rakhine dan serangan tersebut terkait dengan ISIS. (rel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER