Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kolombia meminta PBB menjaga netralitas dalam mengawasi proses pelucutan senjata negaranya dengan kelompok pemberontak Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC).
Hal ini dilontarkan Kolombia usai beredarnya video yang menunjukan sejumlah staf PBB berpesta bersama anggota FARC saat perayaan malam tahun baru.
“Perilaku seperti ini mendistrosi profesionalisme dan netralitas yang seharusnya dimiliki tim [PBB] sebagai bagian dari mekanisme tripatrit dalam pengawasan dan verifikasi gencatan senjata,” ujar Duta Besar Kolombia untuk PBB Maria Emma Mejia dalam sebuah surat seperti dikutip Reuters, Kamis (5/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi teguran ini, PBB memastikan akan mengambil langkah untuk memastikan kejadian ini tidak terulang lagi.
Video kontroversial ini dilansir oleh media lokal pada pekan ini dan menjadi viral di media sosial. Dalam rekaman gambar itu sejumlah staf PBB terlihat sedang menari-nari bersama para pemberontak.
FARC menganggap reaksi Kolombia terhadap video itu berlebihan. Pemimpin FARC Rodrigo Londono menuturkan, mereka berpesta dan menari-nari untuk perdamaian.
“Mari kita semua tinggalkan kebencian dan bersama-sama bekerja mencapai rekonsiliasi,” kata Londono melalui akun Twitter pribadinya.
Kesepakatan damai sudah ditandatangani oleh Presiden Juan Manuel Santos dan Londono pada akhir November lalu. Kesepakatan ini juga telah disetujui Mahkamah Konstitusi dan diterapkan.
(has)