Biksu Korsel Bakar Diri Tolak Penyelesaian Kasus Jugun Ianfu

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Senin, 09 Jan 2017 14:18 WIB
Seorang biksu membakar diri sendiri untuk memprotes kesepakatan Korsel-Jepang terkait perbudakan seks di masa lalu.
Seorang biksu membakar diri sendiri sebagai protesnya atas kespekatan Korsel-Jepang menyelesaikan masalah perbudakan seks yang terjadi di masa lalu. (Reuters/Kim Hong-Ji)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang biksu Buddha di Korea Selatan membakar dirinya sendiri hingga mengalami kondisi kritis. Aksi bakar diri ini dilakukan untuk memprotes pemerintah yang menerima kompensasi dari Jepang sebagai penyelesaian konflik perbudakan seks yang menimpa puluhan ribu wanita Korsel saat masa penjajahan.

Melansir The Independent, Senin (9/1), biksu itu menderita luka bakar serius di sekujur tubuh, mengancam sejumlah organ vitalnya. Menurut pejabat dari Seoul National University Hospital, biksu tersebut masih tidak sadarkan diri dan tidak mampu bernapas.

Biksu berusia 64 tahun membakar dirinya pada Sabtu malam pekan lalu saat unjuk rasa besar-besaran menuntut Presiden Park Geun-hye mundur kembali terjadi di Seoul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam buku catatannya, biksu itu menyebut Park sebagai "pengkhianat" negara lantaran menyepakati penyelesaian masalah perbudakan seks perempuan Korea oleh militer Jepang saat Perang Dunia II.

Sejarawan mengungkapkan, sekitar 200 ribu perempuan yang disebut Jugun Ianfu itu dipaksa bekerja sebagai wanita penghibur bagi militer Jepang. Saat itu negara matahari terbit tengah menjajah sejumlah negara di Asia Timur dan Asia Tenggara.

Nasib buruk perempuan-perempuan korban perbudakan itu menjadi masalah emosional yang cukup memberatkan hubungan kedua negara selama beberapa dekade terakhir.

Karena itu, kesepakatan Tokyo dan Seoul ini dilakukan guna mengakhiri permasalahan tersebut. Dalam penyelesaiannya, Jepang dikabarkan telah memberi Korsel dana sejumlah US$8,5 juta sebagai kompensasi atas perbudakan itu.

Sejumlah warga Korsel menolak lantaran pemerintah tidak melibatkan persetujuan dari korban. Padahal, sekitar 46 korban perbudakan seks dikabarkan masih hidup hingga saat ini.

Sejumlah aktivis dan pelajar bahkan menggelar aksi protes selama lebih dari setahun. Mereka duduk di sebelah patung peringatan para korban Jugun Ianfu yang ada di Seoul karena khwatir akan dihancurkan oleh pemerintah.

Pasalnya, baru-baru ini, Jepang menarik duta besarnya untuk Korsel sebagai protes atas penempatan patung Jugun Ianfu persis di depan kantor kedutaan besar di Seoul dan di depan kantor konsulat di Busan.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bahkan mendesak Korsel untuk menghancurkan patung itu sebagai bagian dari kesepakatan.

"Kesepakatan [Jepang dan Korsel] ini telah final dan tidak bisa diubah. Jepang telah tulus memenuhi kewajiban yang tertera dalam kesepakatan," tutur Abe dalam sebuah acara di saluran televisi NHK.

"Saatnya Korsel menujukan ketulusannya secara tegas terhadap perjanjian ini," tutur Abe menambahkan. (aal)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER