Ratusan Warga Filipina Demo Jelang Pelantikan Trump

CNN Indonesia
Jumat, 20 Jan 2017 19:45 WIB
Tak hanya di negaranya sendiri, pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS diprotes oleh ratusan warga Filipina.
Tak hanya di negaranya sendiri, pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS diprotes oleh ratusan warga Filipina. (REUTERS/Romeo Ranoco)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tak hanya diprotes oleh warganya sendiri, pelantikan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat juga menuai protes dari ratusan warga Filipina.

Sekitar 300 warga Filipina berkumpul di Kedutaan AS di Manila, mengecam pelantikan Trump sebagai presiden ke-45 yang akan berlangsung pada Jumat (20/1) waktu setempat.

Ratusan pemrotes itu mengerubungi kedubes AS dan memegang plakat bertuliskan "@realDonaldTrump jauhi imigran Filipina."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka berunjuk rasa sambil berteriak "Trump, kamu adalah sampah!" dan membakar bendera Amerika.

Para demonstan tersebut menyebut taipan real estate itu sebagai seorang presiden yang rasis, seksis, dan xenophobik - tidak menyukai atau takut terhadap orang asing.

"Hal yang mengkhawatirkan itu ketika membiarkan seorang predator seksual yang rasis, seksis, dan xenofobik menjadi pemimpin negara kapitalis terbesar di dunia," ujar Joms Salvador, sekretaris jenderal kelompok perempuan Gabriela yang ikut berunjuk rasa, kepada AFP, Jumat (20/1).

"Perjuangan perempuan di seluruh dunia mempertahankan hak-hak mereka terancam oleh Presiden Trump," tuturnya menambahkan.

Semasa kampanye, Trump dikenal sebagai politikus nyentrik lantaran beragam komentar dan retorikanya yang terkesan serampangan dan keras terhadap sejumlah isu sensitif.

Trump memiliki pandangan negatif terkait imigran, khususnya warga Meksiko di AS, yang dianggapnya sebagai kriminal narkoba dan pemerkosa. Ia bahkan berjanji memperketat kebijakan keimigrasian untuk membatasi pendatang masuk ke Amerika.

Konglomerat asal New York itu bahkan pernah berjanji akan membangun tembok besar di perbatasan AS-Meksiko untuk menekan imigran ilegal masuk ke negara tersebut. Trump bahkan dengan lantang menganggap dunia Islam bermasalah dengan AS.

Retorika Trump ini menimbulkan kekhawatiran dari para pemrotes sayap kanan tersebut yang melihat Politikus Republik itu sebagai ancaman bagi jutaan imigran Filipina yang tinggal di AS.

"Kami prihatin akan nasib para pekerja Filipina di AS harus berhadapan dengan peningkatan tindakan rasime. Sejumlah warga Filipina ada yang merasa paranoid tentang keselamatan pribadi dan keamanan pekerjaan mereka," ucap Salvador.

Sejumlah warga Filipina merasa paranoid Joms Salvador
Di masa lampau, AS pernah menjajah Filipina. kedua negara kini memiliki hubungan ekonomi dan budaya kuat.

Selain itu, keduanya juga terikat dengan perjanjian aliansi pertahanan bersama, di mana pasukan AS bertahun-tahun dikerahkan di negara itu untuk membantu pemerintah Filipina menyelesaikan permasalahan keamanan negara.

Kedekatan Washington dan Manila harus teruji di bawah Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Mantan Wali Kota Davao itu berupaya mengakhiri pengaruh AS dengan mengancam akan mengakhiri aliansi pertahanan kedua negara jika AS tidak mau menarik pasukan keluar dari negaranya.

Sementara aksi protes lain juga muncul di Hong Kong. Seorang pria mengikat dirinya sendiri dengan rantai di depan gerbang Konsulat AS sebagai protes dirinya menyambut pelantikan Trump. Pria yang menolak menyebutkan namanya itu menuturkan, Trump merepresentasikan seluruh hal yang buruk.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER