Jakarta, CNN Indonesia -- Mahasiswa Kanada keturunan Perancis yang diduga pelaku penembakan di masjid Quebec City dikenal di kalangan pengguna dunia maya sebagai pendukung politisi ekstrim kanan Perancis dan digambarkan sebagai “kutu buku yang suka menyendiri”.
Alexandre Bissonnette yang berusia 27 tahun adalah tersangka satu-satunya dalam penembakan pada Sabtu (28/1) malam yang menewaskan enam orang itu. Dia dikenai dakwaan pembunuhan berencana dan lima kasus percobaan pembunuhan dengan senjata api.
Dia tidak memiliki catatan kriminal di polisi, tetapi satu unggahan di Facebook oleh kelompok bernama “Welcome to Refugee-Quebec City” mengatakan Bissonnette “sayangnya dikenal oleh sejumlah aktivis Quebec City karena pro (Marine) Le Pen dan pandangan antifeminis di Universite Laval dan jejaring sosial.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Profil online Bissonnette, yang pada Senin (30/1) dibawa ke pengadilan, memperlihatkan bahwa dia memiliki banyak ketertarikan.
Di laman Facebooknya, dia mengatakan mengagumi Marine Le Pen, Presiden Donald Trump, kelompok separatis Parti Quebecois dan juga Partai Demokrat Baru Kanada yang berhaluan kiri, Angkatan Bersenjata Israel, Megadeth dan Katy Perry.
“Saya menganggap dia sebagai antipendatang. Saya tidak memandang dia benar-benar rasis, tetapi dia terbawa dengan gerakan yang mengarah nasionalis rasis,” kata Vincent Boissoneault, temannya di Universitas Laval, seperti dikutip media setempat. Dia menambahkan mereka sering berselisih paham akibat pandangan Bissonnette atas pengungsi, dukungan terhadap Le Pen dan Trump.
Pengacara Bissonnette, Jean Petit, menolak memberi komentar ketika berada di pengadilan.
Sementara itu, seorang temannya dari SMA mengatakan Bissonnette adalah “kutu buku yang suka menyendiri”. Simon de Billy mengatakan tersangka dan saudara kembarnya selalu bersama.
“Dia kutu buku, tahu banyak soal sejarah, juga isu terkini, situasi politik saat ini dan topik-topik semacam itu,” kata de Billy. “Dia dulu sedikit penyendiri, selalu bersama dengan saudar kembarnya dan tidak punya teman.
“Dia tidak kuat atau besar secara fisik, dan mungkin mengalami sedikit kesulitan, mungkin karena tidak dianggap serius…Dia orang yang sering menjadi bahan lelucon.”
(yns)