Jakarta, CNN Indonesia -- Gedung Putih menyatakan Presiden Donald Trump dan Raja Arab Salman sepakat ingin memperkuat secara ketat kesepakatan nuklir Iran.
Trump dan Raja Salman "sepakat akan pentingnya untuk memperkuat secara ketat Rencana Aksi Komprehensif Bersama dengan Iran dan membahas aktivitas kawasan negara tersebut yang semakin tidak stabil," bunyi pernyataan yang dikutip
AFP, Senin (30/1).
Keduanya berbicara melalui sambungan telepon. Selain masalah Iran, mereka juga membahas soal terorisme Islam radikal dan soal zona aman di Suriah dan Yaman. Namun, tidak ada rincian lebih jauh mengenai rencana-rencana ini.
Trump menentang kesepakatan nuklir yang ditandatangani Iran dan sejumlah kekuatan global ini. Amerika Serikat termasuk salah satu yang sepakat, tapi pada 2015, penerus Barack Obama ini menyatakan ingin membatalkannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa menteri pilihannya juga telah mengadopsi sikap anti-Iran, termasuk kandidat Menteri Luar Negeri Rex TIllerson, yang ingin merevisi kesepakatan itu secara keseluruhan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, bulan lalu, mengatakan ada banyak cara untuk membatalkan kesepakatan nuklir Iran dan hal itu akan dibahas dengan Trump.
Kesepakatan itu membatasi program nuklir Tehran sebagai ganti pengangkatan sanksi internasional. Tehran adalah musuh besar AS, Saudi dan Israel.
(aal)