Trump Dikecam, Dubes Kunjungi Santri Tekankan Toleransi

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Senin, 06 Feb 2017 19:09 WIB
Seiring dengan kecaman untuk Presiden Trump, Dubes AS untuk Indonesia mengunjungi pesantren di Banten, menyatakan negaranya toleran atas masalah keberagaman.
Kemarahan akan Donald Trump sampai di Indonesia, Dubes AS tegaskan negaranya toleran. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Di hadapan ratusan santri, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R Donovan menegaskan negaranya adalah bangsa yang toleran terhadap keberagaman. Hal ini disampaikan seiring dengan kecaman dunia terhadap Presiden Donald Trump yang kerap berkomentar negatif soal Muslim.

“Seperti Indonesia dengan keberagaman budayanya namun tetap bertoleransi, saya yakin Amerika juga seperti itu [negara toleran]. Karena seperti Indonesia, toleran dan saling menghargai merupakan inspirasi dan kekuatan Amerika,” ungkap Donovan di Pondok Pesantren Pondok Pesantren Daar el-Qolam, Serang, Banten, Senin (6/1).

Semasa kampanye pemilu hingga dilantik sebagai presiden AS, Trump dikenal memiliki sikap keras dan sentimen negatif terhadap Muslim. Konglomerat itu selama ini kerap menghubungkan Islam dengan terorisme.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlebih, seminggu setelah resmi dilantik, Trump langsung menandatangani perintah eksekutif yang secara garis besar melarang sementara warga dari tujuh negara Muslim seperti Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman untuk masuk ke AS. Tujuh negara itu dinilai memiliki resiko tinggi aktivitas terorisme.

Tak sedikit tokoh dunia bahkan sejumlah pemimpin negara Barat turut mengecam langkah Trump tersebut dan menganggap aturan ini sebagai tindakan diskriminatif. Meskipun begitu, Donovan menegaskan bahwa protokol ini dibentuk tidak terkait dengan agama maupun Islam.

Di Indonesia sendiri sempat terjadi aksi protes terhadap Trump. Sejumlah demonstran menggelar aksi di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, Sabtu (4/2). Demonstran dari pegiat Hak Asasi Manusia, pembela pengungsi dan juga LGBT ini menyebut kebijakan imigrasi Trump jelas merugikan para Muslim dan pengungsi yang akan memasuki AS.

Pantauan CNNIndonesia.com, kedatangan Donovan disambut dengan baik di pesantren tersebut. Begitu menginjakan kakinya di sana, iringan marching band langsung memeriahkan suasana.

Para santri remaja yang berada di sana terlihat antusias. Beberapa di antaranya bahkan bertanya soal kebijakan Trump melarang negara-negara Muslim masuk ke negaranya.

Pernyataan soal toleransi itu sekaligus menjawab pertanyaan santri. Dia menegaskan, larangan tersebut bukan ditujukan untuk agama tertentu.

Menanggapi laporan peningkatan rasisme dan sentimen islamofobia usai kemenagan Trump, Donovan menyebut insiden seperti itu tidak bisa dijadikan sebagai penilaian bahwa seluruh warga AS itu intoleran dan tidak menghormati keberagaman.

Mantan konsul jenderal AS di Hong Kong ini menuturkan, sikap diskriminatif, sayangnya, memang masih terjadi di berbagai belahan dunia manapun, termasuk AS. Menurutnya, ada sejumlah oknum yang masih belum bisa menerima keberagaman.

“Tidak hanya di AS, di seluruh dunia pun pasti ada orang baik dan buruk. Sikap diskriminatif juga pasti masih saja ada dan terjadi di seluruh negara tanpa terkecuali AS,” ucapnya.

Donovan bukan kali ini saja mengunjungi sebuah pesantren. Sebelum menyerahkan surat credential-nya pada pertengahan Januari 2017 lalu, Donovan juga sempat mengunjungi Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Sukoharjo, Jawa Tengah.

Donovan menuturkan, kunjungannya ke pondok pesantren ini sebagai ketertarikannya mempelajari toleransi beragama dan keberagaman budaya di Indonesia. Ia juga mengatakan tertarik untuk mempelajari dan mengerti pemikiran para santri mengenai Islam.

“Saya ingin belajar mengenai minat dan cita-cita para santri di sini. Saya tertarik untuk mengerti pandangan dan pemikiran para santri tentang Islam,” tutur Donovan.

Donovan berharap dirinya bisa belajar banyak mengenai toleransi beragama dan hidup keberagaman dari warga Indonesia. Ia berharap bisa membawa nilai toleransi di Indonesia untuk disebarluaskan ke pelajar dan pemuda di Amerika.

“Toleransi adalah yang terpenting dalam hidup rukun di negara yang memiliki keberagaman tinggi. Saya tertarik untuk mempelajari toleransi beragama di Indonesia dan beraharap bisa membawa dan memngajarkan nilai tersebut ketika saya pulang ke AS,” ungkap Guru Besar di National Defense University di Washington itu.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER