Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah survei menunjukkan pendapat warga Australia hampir terbagi secara merata soal kebijakan imigrasi ketat terhadap warga Muslim seperti yang dilakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Hasil survei The Essential yang dilakukan terhadap 1.014 responden, Selasa (7/2), menunjukkan setidaknya 41 persen warga mendukung "larangan warga asal negara Muslim untuk memasuki Australia." Sementara 46 persen responden lainnya menentang aturan itu dan 14 persen lain tidak menjawab.
Jika dilihat berdasarkan partai politik, pendukung partai-partai kecil yang dikategorikan "lain-lain" di Australia menjadi kelompok dengan suara dukungan paling banyak dengan suara 66 persen berbanding 25 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tempat kedua diduduki simpatisan Partai Koalisi dengan 48 persen dukungan. Sementara 38 responden lain menentang aturan ini.
Di sisi lain, survei The Essential menyebut sekitar 59 persen atau sebagian besar simpatisan Partai Buruh menentang kebijakan yang dianggap diskriminatif ini, sementara 38 persen responden lain malah mendukungnya.
Para pendukung Partai Hijau di Australia paling banyak menunjukkan penolakan dengan suara 75 persen.
Melansir
The Guardian, secara garis besar, The Essential menyimpulkan bahwa sekitar 36 persen responden mendukung dan 49 persen suara menolak aturan Trump tersebut. Sementara 14 persen suara lainnya bungkam.
Survei lainnya yang dilakukan The News Poll juga tidak jauh berbeda.
The Newspoll menemukan bahwa 44 persen responden meyakini Australia patut mengikuti langkah Presiden Donald Trump tersebut, sementara 45 persen responden lainnya menentang kebijakan kontroversial itu.
Dari sekitar 1.734 responden, lembaga survei itu menemukan simpatisan Partai Koalisi menjadi yang paling banyak mendukung larangan imigrasi bagi kaum Muslim tersebut dengan suara 52 persen melawan 39 persen responden yang menentang.
Hasil kedua survei di atas juga selaras dengan jajak pendapat The Essential sebelumnya yang dirilis pada September 2016 lalu, meski terjadi peningkatan pada jumlah penentang kebijakan Trump; sebanyak 49 persen warga Australia mendukung larangan perjalanan itu saat 40 persen responden lain menentangnya.
Jajak pendapat September lalu itu dilakukan menyusul meningkatnya sentimen Islamofobia di negara tersebut. Pandangan negatif terkait kaum Muslim itu dilaporkan mulai terangkat ke publik secara luas usai pemimpin Partai One Nation, Pauline Hanson menyebut Australia tengah terancam dibanjiri umat Islam.
Dalam pidatonya itu Hanson turut menyerukan pemerintah untuk menerapkan aturan imigrasi ketat bahkan sejumlah larangan perjalan bagi umat Islam yang ingin masuk ke negaranya itu.
Beberapa anggota pemerintahan Perdana Menteri malcolm Turnbull bahkan telah menyatakan dukungannya terhadap kebijakan Trump ini salah satunya eks Menteri Imigrasi Scott Morrison dan anggota parlemen yang pro pengetatan imigrasi George Christensen.
Sementara itu, Trunbull sendiri menolak menanggapi perintah eksekutif Trump yang dianggap merupakan urusan domestik AS dan menekankan bahwa Australia tidak menerapkan kebijakan imigrasi yang diskriminatif.
(aal)