-- Pemerintah Korea Selatan dan Amerika Serikat sepakat membangun sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) tahun ini.
"Kedua negara sepakat membangun dan mengoperasikan sistem THAAD tahun ini, sesuai rencana. Sistem ini ditujukan semata untuk melawan ancaman peluru kendali Korea Utara," bunyi pernyataan pers Kementerian Pertahanan yang dikutip
Reuters, Jumat (3/1).
Di awal tahun ini, Pemimpin Tertinggi Korut, Kim Jong Un, mengklaim bahwa Pyongyang siap meluncurkan rudal antarbenua (ICBM) yang dianggap "dapat menjangkau wilayah mana saja."
Seperti diberitakan
AFP, kesepakatan ini dilakukan ketika Menteri Pertahanan AS, James Mattis berkunjung ke Korea Selatan untuk bertemu Perdana Menteri Korea Selatan Hwang Kyo-Ahn. Dalam lawatannya ke Seoul, Mattis juga bertemu dengan Menhan Korsel Han Min-Koo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di pertemuan tersebut, Mattis menuturkan setiap ancaman nuklir Korea Utara yang mengarah pada sekutunya di Asia Timur, seperti Korsel dan Jepang akan mendapat tanggapan serius dari Washington.
"Setiap ancaman serangan yang mengarah pada AS dan sekutu kami, terutama ancaman senjata nuklir, akan diberantas dan ditanggapi dengan respons serius," ungkap Mattis.
Ungkapan ini dilontarkan Mattis guna meyakinkan sekutu akan komitmen AS di kawasan, terutama dalam menghadapi ancaman keamanan dari Pyongyang.
"presiden Trump inginkan saya datang ke sini [Seoul] untuk menggarisbawahi komitmen prioritas AS mengenai aliansi bilateral dengan Korsel," kata Mattis.
Korsel menjadi destinasi diplomasi pertama Mattis sejak resmi dilantik Trump menjadi menteri dalam kabinetnya. Lawatannya ke Seoul dilakukan sebagai upaya meyakinakan sekutunya di Asia terkait komitmen AS terhadap aliansi pertahanan yang sempat terancam akibat retorika politik proteksionis Trump semasa kampanye.
Trump sempat mengancam akan menarik pasukan dari Jepang dan Korsel jika kedua sekutu Washington itu tidak mau membayar jaminan dan biaya pertahanan lebih banyak lagi. Selama ini, AS setidaknya mengerahkan sekitar 28 ribu tentara di Korsel dan 47 ribu tentara di Jepang, yang ditujukan untuk meredam ancaman Korut dan nuklirnya.
Menurutnya, pengerahan pasukan tersebut merugikan AS.
Dari Korsel, Mattis dijadwalkan akan bertolak ke Jepang. Di Tokyo, Mattis juga dijadwalkan akan bertemu dengan Menhan Tomomi Inada.