Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian federal tengah menyelidiki kasus vandalisme menggunakan lambang Nazi yang menyerang tiga kota besar di Amerika Serikat yakni New York, Chicago, dan Houston. Aksi vandalisme di tiga kota tersebut terjadi pada waktu yang hampir bersamaan.
Kepolisian Chicago merilis rekaman
CCTV pada Sabtu (4/2) pekan lalu yang menunjukkan seorang pria mengenakan topeng dan pakaian gelap menghancurkan jendela sebuah rumah ibadah dan menempelkan sejumlah lambang swastika di pintu depannya.
Usai melakukan aksinya, sang pelaku melarikan diri menggunakan kendaran SUV berwarna gelap. Kepolisan menganggap kejadian ini sebagai tindakan kebencian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Komunitas Yahudi di Chicago tidak akan terintimidasi dengan serangan anti-semit ke rumah ibadah," ungkap Direktur Komite Yahudi Amerika, Amy Stoken kepada
CNN.
Sementara di Houston, Universitas Rice juga mengalami "serangan" yang sama. Coretan lambang swastika merusak patung William Marsh Rice yang menjadi simbol kampus itu pada Jumat (3/2).
Pihak universitas mengatakan, sejumlah kata-kata yang tidak bisa dikenali turut mencoreti patung tersebut.
"Saya mengerti dengan tindakan ini tapi kami lebih pintar dari mereka. Kami lebih kuat dari pada para
hatemongers ini [orang-orang yang menyalakan kebencian]," kata Dekan John Hutchinson.
Di New York, "serangan" lambang wastika dan slogan Nazi ini muncul di gerbong kereta bawah tanah pada Sabtu malam.
Salah satu penumpang kereta, Gregory Locke, sempat mendokumentasikan grafiti penuh kebencian itu dan mengunggahnya ke Facebook sehingga menjadi viral.
Sejumlah penumpang lain berupaya menghapus coretan tersebut.
Postingan Locke bahkan menarik perhatian Chelsea Clinton, putri pertama dari mantan presiden Bill Clinton.
Chelsea membagikan pandangannya terkait insiden di stasiun kereta bawah tanah New York itu dalam akun Twitternya.
"Kami tidak akan membiarkan kebencian menang," bunyi cuitannya.
Lambang Nazi memang dilaporkan bermunculan di berbagai penjuru AS usai Donald Trump menang dalam pemilu kemarin, termasuk di salah satu taman di Brooklyn.
Coretan swastika dengan tambahan tulisan "Go Trump!" di taman Brooklyn tersebut terlihat pada pertengahan November lalu dan langsung mendapat sorotan luas.
Sehari setelah insiden itu merebak, sekitar 300 orang turun ke jalan untuk ikut serta dalam demonstrasi tersebut. Menurut mereka, kemunculan lambang Nazi tersebut merupakan kejahatan kebencian yang terinspirasi dari kemenangan Trump.
(aal)