Jakarta, CNN Indonesia -- Insiden gas beracun di Bandara Internasional Hamburg, Jerman, membuat sekitar 1.500 penumpang terbengkalai, termasuk Presiden Uruguay, Tabare Ramon Vasquez Rosas.
Saat peristiwa terjadi, Rosas dijadwalkan pulang ke negaranya usai bertemu dengan Wali Kota Hamburg, Olaf Scholz.
Juru bicara bandara, Stefanie Harder, mengatakan sekitar 13 jadwal penerbangan tertunda akibat insiden ini. Dua penerbangan terpaksa dialihkan ke Bremen, sekitar 105 kilometer dari Hamburg.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diberitakan
The Guardian, Senin (13/2), sejumlah pesawat lainnya terpaksa menunggu di landasan udara dan berputar-putar di atas wilayah bandara sebelum akhirnya bisa mendarat.
Hamburg merupakan rumah bagi 1,7 warga Jerman dan merupakan kota terbesar kedua di negara itu. Bandara Hamburg merupakan bandara komersial kelima tersibuk di dunia.
Ratusan pengunjung tersebut terpaksa dievakuasi setelah gas asing yang menyebar melalui sistem pendingin udara meracuni setidaknya puluhan orang.
Sekitar 68 penumpang bandara membutuhkan perawatan medis dan sembilan orang lainnya sampai harus dibawa ke rumah sakit akibat kejadian ini.
Sistem peringatan darurat bandara menyala sekitar 12.00 waktu setempat setelah puluhan penumpang mengeluh mata mereka terasa terbakar dan sulit bernafas. Insiden ini menyebabkan lalu lintas udara terpaksa dihentikan selama kurang lebih satu jam.
Tak hanya lalu lintas bandara, lalu lintas kendaraan dan kereta bawah tanah menuju bandara juga ditutup sementara.
Petugas pemadam kebakaran meyakini, insiden ini terjadi akibat seorang penumpang secara tidak sengaja membuang gulungan film yang mengandung zat-zat tertentu ke tempat sampah di luar gerbang keamanan bandara. Pernyataan ini menampik sejumlah dugaan bahwa peristiwa ini terjadi akibat ulah teroris.
Saat insiden terjadi, petugas berwenang segera mengevakuasi penumpang untuk keluar dari bandara. Padahal, saat ini suhu udara di Hamburg berkisar di bawah nol derajat celsius. Pemeriksaan kesehatan juga dilakukan bagi sejumlah penumpang yang memerlukan perawatan medis akibat peristiwa ini.