Malaysia Pulangkan Jasad Kim Jong Nam Setelah Autopsi Rampung

CNN Indonesia
Jumat, 17 Feb 2017 06:58 WIB
Sejumlah pejabat Korut sempat memprotes autopsi yang dilakukan pemerintah Malaysia. Namun, Malaysia menekankan bahwa Korut harus menghormati hukum negaranya.
Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, memastikan bahwa kasus dugaan pembunuhan ini tidak akan memengaruhi hubungan bilateral Korut dan negaranya. (thaigov/Flickr via Wikimedia Commons (CC BY 2.0))
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, memastikan bahwa negaranya akan memulangkan jasad Kim Jong Nam, kakak tiri dari pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, setelah proses autopsi rampung.

"Kami akan memfasilitasi permintaan dari pemerintah asing [Korut], tapi masih ada prosedur yang harus dijalankan. Kebijakan kami adalah kami harus menghormati hubungan bilateral dengan semua negara asing," ujar Ahmad, sebagaimana dikutip AFP, Kamis (16/2).

Sebelumnya, beberapa pejabat Korut memang sempat meminta jasad Kim Jong Nam untuk segera dipulangkan. Sejumlah pejabat lain bahkan sempat berupaya menghalangi proses autopsi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Otoritas Malaysia sempat gerah ketika pejabat Korut mulai memprotes proses post-mortem. "Kami menyuruh mereka menghormati hukum Malaysia," kata petugas itu.
Hingga kini, jenazah Kim Jong Nam masih ditahan sebuah rumah sakit di Kuala Lumpur untuk diautopsi guna mengetahui penyebab kematiannya pada Senin (12/2) lalu.

Kim Jong Nam dilaporkan tewas setelah wajahnya dibekap dari belakang oleh dua perempuan di bandara Kuala Lumpur saat sedang menunggu penerbangan menuju Macau.

Tak lama setelah dibekap, Kim Jong Nam meminta bantuan ke bagian informasi dan mengatakan bahwa ia merasa sangat pusing. Keadaannya terus memburuk hingga dilarikan ke rumah sakit dan meninggal dunia dalam perjalanan.

Kedua perempuan yang membekap wajah Nam dilaporkan kabur menggunakan taksi saat kakak tiri Kim Jong Un itu terpantau sudah dilarikan ke rumah sakit.

Pada Rabu (15/2), kepolisian Malaysia membekuk satu perempuan yang menggunakan paspor Vietnam terkait kasus dugaan pembunuhan ini. Sehari kemudian, polisi menangkap satu perempuan pemegang paspor Indonesia.
Otoritas Malaysia memastikan bahwa mereka merupakan sosok yang tertangkap kamera CCTV bandara ketika membekap wajah Nam. Mereka kemudian ditahan untuk diinterogasi lebih lanjut. Sementara itu, kekasih dari pemegang paspor Indonesia tersebut juga ditangkap.

Jika dikonfirmasi sebagai kasus pembunuhan, inisden ini disebut-sebut akan menjadi kematian sosok paling besar di bawah pemerintahan Kim Jong Un. Sejumlah analis memprediksi, pemerintah Korut memang memerintahkan pembunuhan Nam karena kakak tiri Kim Jong Un itu diduga akan membelot.

Sejak dulu, Nam dikenal sebagai orang yang kerap membicarakan keburukan rezim di Korut. Ia juga sering membocorkan kesengsaraan yang sebenarnya melanda negara terisolasi tersebut.

Nam merupakan anak tertua dari mantan pemimpin tertinggi Korut, mendiang Kim Jong Il. Sebagai anak pertama, Nam sebenarnya sudah dipersiapkan untuk menggantikan ayahnya.

Namun pada 2001, Nam tersandung masalah yang dianggap mempermalukan negaranya. Saat itu, ia tertangkap saat sedang berupaya masuk ke Jepang menggunakan paspor palsu.
Saat ayahnya meninggal dunia, gelar pemimpin tertinggi Korut pun diserahkan kepada Kim Jong Un yang merupakan putra dari istri ketiga dari Kim Jong Il.

Sejak saat itu, Nam mengasingkan diri. Nam sering menghabiskan waktunya untuk berjudi di Macau, di mana ia diduga mendapatkan perlindungan dari China.

Dikenal sebagai advokat yang memperjuangkan reformasi di Korut dan memiliki hubungan dengan elite Beijing, Nam pernah berkata kepada wartawan Jepang bahwa ia menentang sistem dinasti di negaranya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER