Perjalanan WNI yang Ditahan terkait Kasus Kim Jong Nam

CNN Indonesia
Jumat, 17 Feb 2017 16:49 WIB
Siti Aisyah, sempat kerja di perusahaan konfeksi sebelum diduga terlibat pembunuhan Kim Jong-nam dan diduga sebagai agen asing.
Siti Aisyah, warga Indonesia yang diduga terlibat pembunuhan Kim Jong-nam, ditahan otoritas Malaysia. (Dok. Istimewa via Detikcom)
Jakarta, CNN Indonesia -- Siti Aisyah, warga negara Indonesia yang ditahan otoritas Malaysia karena diduga terlibat dengan pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memasuki negara tersebut pada awal Februari.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Agung Sampurno, Jumat (17/2). Siti disebutnya menyebrang ke Malaysia melalui Batam.

"Data lintas terakhir, berangkat tanggal 2 Februari 2017 jam 8.32 dari Batam, tujuan Johor baru," ujarnya melalui pesan singkat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agung juga mengatakan Siti yang dilaporkan berasal dari Serang, Banten, membuat paspornya di Kantor Imigrasi Jakarta Barat. Dalam paspornya, tertera Siti lahir pada 11 Februari 1992.


Siti adalah seorang warga Kelurahan Angke, Tambora, Jakarta Barat. Yanti, 39, seorang warga setempat, mengatakan Siti pernah bekerja di perusahaan konfeksi yang berada di sebrang kontrakannya.

"Dulu si Neng kerja di konfeksi situ. Itu konfeksi dulunya punya Koh Akiong, bapaknya Ajun," ujarnya kepada wartawan di lokasi.

Setelah beberapa lama bekerja di perusahaan tersebut, Siti kemudian dinikahi oleh Ajun, pria asal Kalimantan keturunan Tionghoa. Dari pernikahannya, mereka mendapatkan seorang anak.

Belum diketahui apa yang menjadi motif pembunuhan ini. Namun, Polisi Diraja Malaysia tidak menutup kemungkinan Kim Jong-nam adalah incaran agen asing.


Indonesia, menurut seorang sumber intelijen yang dikutip AsiaOne, adalah salah satu tempat dengan jaringan intelijen Korea Utara (RGB) yang terbesar.

Dia mengatakan, RGB biasanya beroperasi di berbagai perusahaan tekstil besar di kota-kota besar, termasuk Jakarta.

Ia bahkan mengatakan, RGB mendirikan salah satu kantornya di pusat Jakarta. Menurutnya, kantor itu terletak di lantai atas sebuah restoran Korea Utara di ibu kota.

"Mereka menggunakan restoran sebagai garda utama dalam pengumpulan data intelijen, menargetkan politisi, diplomat, atau petinggi perusahaan dari Jepang dan Korea Selatan," ujar sumber tersebut.


Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan dugaan Siti terlibat dalam kasus ini belum bisa dikonfirmasi lebih jauh karena itu baru berupa informasi yang beredar di media.

Bagi Jusuf Kalla, ada kemungkinan bahwa Siti merupakan korban penipuan dan Kim Jong-nam adalah korban dari korban.

[Gambas:Video CNN]

"Apa yang terjadi di Kuala Lumpur itu korban dari korban, Kim itu korban dari korban karena Aisyah semacam korban penipuan," kata Jusuf Kalla saat ditemui di Kantor Wakil Presiden.

Menurut orang nomor 2 di Indonesia tersebut, jika informasi yang mengatakan bahwa Siti adalah seorang intel dari Korea Utara benar adanya maka seharusnya saat ini keberadaan wanita asal Serang tersebut sudah tak diketahui.


Namun, lanjut Jusuf Kalla, Siti tetap pergi ke hotel dan diam di Kuala Lumpur hingga akhirnya ditangkap oleh kepolisian setempat. Itu artinya, kata dia, potensi Siti merupakan seorang korban pun tetap ada.

Jusuf Kalla mengatakan bisa saja Siti menjadi korban dari sebuah cara baru dengan modus penipuan.

Penipuan yang dimaksud Jusuf Kalla adalah mempermainkan seseorang seakan dia sedang menjadi target dari sebuah reality show yang sebenarnya adalah aksi pembunuhan.

"Jadi menurut saya seperti itu, korban dari korban. Berlapis korbannya," ujar dia.

Jusuf Kalla pun menegaskan jikalau Siti adalah salah satu pelaku utama dalam kasus pembunuhan Kim Jong-nam tetap saja dia adalah korban. Oleh sebab itu yang penting harus didalami adalah rekaman CCTV di lokasi kejadian.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER