Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, menyebut Indonesia dan Australia sepakat untuk meningkatkan kerja sama untuk melawan terorisme, termasuk dengan memotong jalur logistiknya.
"Kami meningkatkan kerja sama anti terorisme, memotong jalur jalur logistik terorisme, dan juga menangani fighter yang kembali dari Irak dan Suriah," kata Wiranto usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, Senin (6/3).
Sebelumnya, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Australian Transaction Reports and Analysis Centre (AUSTRAC) telah menjalin kerja sama dalam upaya pemutusan aliran dana untuk aksi terosisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala PPATK, Kiagus Ahmad Badarudin, mengungkapkan bahwa dari kerja sama tersebut, pihaknya akan mempelajari sistem Fintech (financial technology) dan kejahatan siber dari AUSTRAC sebagai upaya untuk memutus aliran dana terorisme dan cara mengatasinya.
Dalam pertemuan ini, Wiranto dan Bishop pun membahas penguatan kerja sama antar-badan siber. Menurut Wiranto, Australia mempunyai pengalaman yang cukup panjang terkait penanganan kejahatan siber.
Pada akhir Februari lalu saja, Australia membuka Pusat Keamanan Siber baru yang bermarkas di Brisbane. Di sana, para pelaku industri, pemerintah, dan aparat penegak hukum akan bekerja sama untuk mengembangkan kajian kejahatan siber, termasuk memetakan semua tantangan.
Dengan bekerja sama dengan Australia, Wiranto berharap kedua negara dapat bersinergi untuk membangun kawasan yang damai.
"Saya kira kami bersama sama ingin membangun kawasan yang damai, kawasan yang menyelesaikan berbagai masalah dengan cara-cara yang elegan, yang bertumpu pada hukum internasional," katanya.
(has)