Jakarta, CNN Indonesia -- Filipina menyampaikan protes keras atas tayangan drama di stasiun televisi Amerika Serikat yang dalam salah satu episodenya mengisahkan pelecehan tokoh fiksi presiden Filipina terhadap menteri luar negeri AS.
"Penggambaran sangat negatif atas Kepala Negara kami tak hanya menimbulkan keraguan mengenai penghormatan terhadap Presiden Filipina, tapi juga mencemarkan cara bangsa kami mengarahkan hubungan luar negeri," demikian pernyataan resmi Kedutaan Besar Filipina di Washington.
Dalam cuplikan tayangan episode terbaru serial bertajuk "Madam Secretary" itu, sosok menlu AS yang menjadi tokoh sentral memukul wajah "presiden baru Filipina" hingga hidungnya berdarah sebagai ganjaran atas perlakuan tak senonohnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya lebih memilih menghajar seorang pemimpin dunia ketimbang menyelamatkan kesepakatan besar di kawasan," ujar tokoh fiksi tersebut sebagaimana dikutip
AFP, Selasa (7/3).
Tak lama setelah cuplikan itu dirilis, Kedubes Filipina pun langsung meminta stasiun televisi yang menayangkan serial tersebut,
CBS, untuk segera "mengambil langkah korektif yang diperlukan."
Meskipun serial itu tak menyebutkan spesifik nama tokoh presiden Filipina tersebut, tapi menurut Kedubes, adegan yang dipasarkan sangat menggambarkan situasi terkini di negaranya.
Selama ini, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, memang kerap menuai kontroversi karena pernyataannya yang dianggap seksis. Duterte menambah panjang daftar kontroversi tersebut ketika menggelar konferensi pers di Istana, Selasa ini.
Saat sedang berpidato, Duterte tiba-tiba menunjuk salah satu penonton perempuan dan berkata, "Pikiran saya terbagi. Kamu, tutup kakimu, demi Tuhan. Apakah ini ditayangkan di televisi nasional? Ayahmu melihat."
Sebelumnya, Duterte juga dihujani kritik ketika melontarkan komentar mengenai tragedi kerusuhan dan pemerkosaan besar-besaran di penjara Filipina puluhan tahun silam.
Duterte berkata, ia juga ingin memperkosa misionaris "cantik" Australia yang tewas dalam tragedi tersebut.
Tak terima dikritik, Duterte balik marah dan mengatakan bahwa pernyataannya itu diinterpretasikan dengan cara yang salah oleh media.
(has)