Jakarta, CNN Indonesia -- Partai oposisi Korea Selatan mendesak jaksa segera menyelidiki dan memproses hukum mantan Presiden Park Geun-hye yang baru dimakzulkan oleh Mahkamah Konstitusi pada Jumat pekan lalu akibat keterlibatannya dalam skandal korupsi.
Partai Demokrat, partai oposisi terbesar di parlemen, bahkan meminta Park harus diperlakukan sebagai tersangka dan mesti kooperatif dalam penyelidikan.
"Jaksa harus bisa menemukan kebenaran dan menghukum setiap kriminal melalui penyelidikan cepat dan menyeluruh," ungkap pemimpin Partai Demokrat Choo Mi-ae seperti dikutip
Reuters, Senin (13/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehari sebelumnya, Park dikabarkan telah meninggalkan Gedung Biru, kantor kepresidenan di Seoul, dan kembali ke rumah pribadinya di distrik mewah Gangnam. Sejak keputusan MK keluar, presiden Korsel ke-11 itu belum berkomentar mengenai penggulingannya.
Namun seorang juru bicara Park menuturkan, putri presiden Korsel ke-3 itu menyatakan penyesalannya karena tak bisa menuntaskan jabatan hingga 2018 mendatang.
Meski Park telah lengser, Partai Demokrat dan sejumlah pihak oposisi lain masih kecewa lantaran Park tidak kunjung mengakui kesalahannya yang telah memporak-porandakkan politik Negeri Ginseng.
Choo bersumpah, cepat atau lambat kebenaran akan terungkap.
"Bahkan saat dia [Park] pergi dari jabatannya, dia menolak mengakui kesalahannya dihadapan warga, malah mengatakan ini dan itu mengenai kebenaran. Ini sebuah bentuk ketidakpatuhan," katanya menambahkan.
[Gambas:Video CNN]"[Kasus] ini memang membutuhkan banyak waktu. Tapi saya yakin pada akhirnya kebenaran akan terungkap," tutur Choo.
Karir gemilang Park sebagai presiden perempuan pertama di Negeri Ginseng harus berakhir di pusaran skandal korupsi sahabatnya sendiri, Choi Soon-sil.
Jaksa sebelumnya telah menetapkan Park sebagai kaki tangan Choi yang membantu memberi tekanan pada sejumlah konglomerat Korsel demi mengalirkan dana US$70 juta ke dua yayasan pribadi teman dekatnya itu.
Choi sendiri telah ditahan atas dakwaan penyalahgunaan kekuasaan dan memanfaatkan kedekataannya dengan orang nomor satu Korsel sejak November lalu.
Park telah beberapa kali mengutarakan permintaan maafnya kepada publik lantaran telah mengacaukan politik negara dengan membuat sejumlah kecerobohan. Meski begitu, baik Park maupun Choi berkeras membantah telah terlibat dalam korupsi.
Selain Choi, skandal korupsi ini juga menggiring bos Samsung Group, Jay Y Lee, yang merupakan salah satu pendonor terbesar yayasan Choi.
Lee telah ditetapkan sebagai tersangka atas tuduhan penyuapan dan persekongkolan dengan pemerintah dalam merger dua anak perusahaan Samsung pada 2015 lalu.
Parlemen telah membentuk tim jaksa khusus untuk menyelidiki skandal korupsi ini secara menyeluruh. Namun, surat mandat tim tersebut telah habis sehingga penyelidikan kasus ini dilimpahkan pada Kantor Kejaksaan Pusat Distrik Seoul.
Meski kantor kejaksaan tersebut enggan berkomentar, sejumlah laporan media lokal menyebut bahwa jaksa tengah mempertimbangkan untuk memanggil Park awal pekan ini.