AS Ancam Hukum China Jika Terus Dukung Korut

CNN Indonesia
Kamis, 16 Mar 2017 17:14 WIB
AS memperingatkan akan meningkatkan sanksi finansial pada perusahaan dan bank China jika negara itu terus membantu Korut.
AS memperingatkan akan meningkatkan sanksi finansial pada perusahaan dan bank China jika negara itu terus membantu Korut. (Foto: Reuters/Joshua Roberts)
Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat mengancam akan meningkatkan sejumlah sanksi finansial terhadap perusahaan-perusahaan dan bank China yang kedapatan masih berbisnis dengan Korea Utara.

Hal ini, tutur Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson, dilakukan sebagai bentuk tekanan bagi Beijing untuk bisa lebih berperan menghadapi ancaman sekutu dekatnya, Pyongyang.

"Kami percaya China memiliki peran penting di sini. Kami akan berdiskusi dengan China mengenai sejumlah tindakan lainnya yang perlu mereka lakukan," kata Tillerson di Jepang, seperti dikutip AFP, Kamis (16/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AS selama ini geram mendapati sejumlah perusahaan China yang masih saja membantu dan memfasilitasi program persenjataan Korut.

Diberitakan CNN, usai mengunjungi Tokyo hari ini, Tillerson juga akan berkunjung ke China pada Sabtu untuk bertemu dengan pemerintahan Presiden Xi Jinping dan mendiskusikan isu tersebut.

Ambisi rudal dan nuklir Korut semakin menjadi perhatian AS menyusul peluncuran rudal balistik yang tiga di antaranya memasuki zona ekonomi eksklusif Jepang pada awal Maret lalu.

Tillerson bahkan menyebut, upaya diplomatik dan politik denuklirisasi Korut selama dua dekade tidak berhasil dan butuh pendekatan baru.

Juru bicara Kemlu AS, Mark Toner, mengatakan pembicaraan Tillerson dan pemerintah China mengenai Korut akan terpaut pada "langkah-langkah yang bisa membuat Pyongyang membayar perilaku mereka selama ini."

Toner mengaku bahwa AS ingin melihat China lebih berperan dan menekan Korut, khususnya mengenai ambisi rudal dan nuklirnya.

"AS selalu menyadari pengaruh China bagi Korut. Kami selalu mendorong mereka untuk memainkan peran yang lebih kuat dalam hal ini, baik melalui penerapan sanksi pada China atau cara lainnya," kata Toner.

Di samping isu Korut, Tillerson juga dikabarkan akan membahas sejumlah isu bilateral yang menjadi perhatian kedua negara, salah satunya sengketa Laut China Selatan, perdagangan, status taiwan, dan penempatan sistem pertahanan rudal AS (THAAD) di Korea Selatan.

Selain Jepang dan China, Tillerson juga akan mengunjungi Korea Selatan, salah satu sekutu terdekat Washington di kawasan.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER