Jakarta, CNN Indonesia -- Diplomat Korea Utara di China menyebut "insiden" baru-baru ini di Malaysia adalah skema politik Amerika Serikat dan Korea Selatan yang hanya akan menguntungkan negara lawan.
Kim Jong-nam, kakak tiri Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, dibunuh di Bandara Kuala Lumpur, 13 Februari lalu, oleh dua orang perempuan yang menggunakan racun VX, zat kimia senjata penghancur massal. Kedua perempuan itu belakangan diketahui warga Indonesia dan Vietnam.
"Inisiden baru-baru ini yang terjadi di Malaysia jelas adalah skema politik oleh AS dan Korea Selatan yang bertujuan untuk mencoreng reputasi Korea Utara dan menggulingkan rezim," kata diplomat Park Myong-ho dalam konferensi pers, sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (16/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembunuhan Kim Jong-nam berujung pada kekisruhan diplomatik antara kedua negara yang sebelumnya berhubungan cukup baik ini.
Korea Utara mempertanyakan investigasi Malaysia terkait pembunuhan ini dan menolak untuk mengakui bahwa sang korban adalah Kim Jong-nam.
Saat pembunuhan terjadi, dia membawa paspor dengan identitas lain. Namun, otoritas Malaysia telah memastikan bahwa pria itu betul Kim Jong-nam, dengan menggunakan sampel DNA dari anaknya.
Malaysia juga menolak permintaan Korea Utara untuk menyerahkan jenazah Kim Jong-nam karena dilarang oleh hukum yang berlaku. Jenazah hanya bisa diserahkan pada anggota keluarga korban dan belum ada kerabat Jong-nam yang datang untuk mengambilnya.
"Satu-satunya pihak yang mendapat keuntungan di sini adalah negara lawan," kata Myong-ho.