Krisis Nuklir, Menlu AS ke Zona Pemisah Korea Utara-Selatan

CNN Indonesia
Jumat, 17 Mar 2017 15:14 WIB
Menlu AS Rex Tillerson mengunjungi zona demiliterisasi Korea Utara-Selatan, memantau langsung situasi perbatasan kedua negara di tengah krisis nuklir kawasan.
Pertama kalinya, Menlu AS Rex Tillerson mengunjungi DMZ, memantau langsung situasi perbatasan Korea di tengah krisis nuklir Korut yang kian memprihatinkan. (Foto: AFP PHOTO/Lee Jin-man)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson tiba di wilayah demiliterisasi (DMZ) Korea Utara dan Selatan, zona yang memisahkan perbatasan kedua negara, pada Jumat (16/3), di tengah krisis rudal dan nuklir Pyongyang yang kian memanas.

Tillerson mendarat di pangkalan udara Osan usai mengunjungi Tokyo, Jepang, kemarin. Menggunakan helikopter Blackhawk, dia menempuh perjalanan menuju DMZ dan bertemu sejumlah komandan militer yang memimpin 28 ribu tentara AS di negara itu.

Disambut penjagaan ketat tentara Korut, Tillerson berkeliling area Panmunjom, wilayah DMZ yang telah dijaga bersama oleh pasukan Korut dan PBB sejak gencatan senjata Perang Korea 1953 disepakati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diberitakan AFP, dalam kunjungan Korea Selatan pertama sebagai diplomat AS ini, Tillerson akan bertemu dengan pelaksana tugas Presiden Hwang Kyo-Ahn untuk mendiskusikan upaya baru membendung ambisi nuklir Korut yang kian memprihatinkan.

Mantan bos ExxonMobil itu menganggap, upaya denuklirisasi Korut yang telah berjalan hampir dua dekade ini tak kunjung membuahkan hasil yang memuaskan.

Tillerson bahkan berencana menekan Beijing, sekutu dekat Pyongyang, untuk lebih berkontribusi dalam meredam ambisi nuklir Korut.

Dia menyatakan, Washington tak segan menjatuhkan sanksi finansial bagi sejumlah perusahaan dan bank China jika masih kedapatan berbisnis dengan negara paling terisolasi itu.

"Kami percaya China memiliki peran penting di sini. Kami akan berdiskusi dengan China mengenai sejumlah tindakan lainnya yang perlu mereka lakukan," kata Tillerson.

Setelah Tokyo dan Seoul, Tillerson dijadwalkan bertolak ke Beijing, China pada Sabtu (18/3) dan bertemu Presiden Xi Jinping.

Meski dianggap sebagai teman terdekat Pyongyang, China memiliki kekhawatiran yang sama dengan AS soal program nuklir Korut.

Namun, di saat yang sama, Beijing juga menyalahkan AS karena meningkatkan ketegangan di kawasan dengan berkeras mengerahkan sistem pertahanan rudalnya, THAAD, di Seoul.

Walau Washington dan Seoul sudah berkeras pengerahan THAAD dilakukan murni untuk tujuan pertahanan, namun Beijing tetap terganggu.

Beijing menganggap penempatan THAAD akan memperumit upaya dialog dengan Korut. Negeri Tirai Bambu juga berang karena khawatir sistem pertahanan rudal itu juga dapat menganggu kepentingannya di kawasan.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER