Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson menyebut anggaran belanja kementeriannya selama ini "tidak berkelanjutan," mendukung pemangkasan anggaran luar negeri Amerika yang diajukan Presiden Donald Trump.
Tillerson mengatakan bujet diplomasi dan bantuan asing AS selama ini "terlampau tinggi." Menurutnya, anggaran besar Kemlu lebih banyak dihabiskan untuk mengurusi konflik di luar negeri, terutama yang melibatkan Washington.
"Jelas, tingkat pengeluaran Kemlu ini harus segera ditangani, khususnya selama beberapa tahun terakhir ini yang sangat tidak berkelanjutan," ungkap Tillerson di Tokyo, Jepang, seperti dikutip
Reuters, Kamis (16/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seiring berjalannya waktu, AS akan mengurangi keterlibatan langsung dalam konflik-konflik militer," tuturnya menambahkan.
Trump, dalam rancangan anggaran yang diajukan untuk tahun fiskal pertama, mulai 1 Oktober, memotong bujet diplomasi AS dan bantuan untuk negara asing (USAID) sebesar 28 persen, menjadi US$25,6 milyar.
Selain dana Kemlu dan USAID, Tillerson mengatakan, Gedung Putih juga akan mengurangi pengeluaran dengan menarik dana dari negara/sumber asing untuk pembangunan dan bantuan bencana alam.
Pemangkasan dana kementeriannya ini, dianggap Tillerson, sebagai perbaikan komperhensif agar institusinya berjalan lebih terstruktur.
Tillerson menegaskan, dirinya rela menerima tantangan untuk menjalankan tugas dan fungsi kementeriannya meski dengan anggaran yang berkurang.
"Saya percaya dengan masukan rekan-rekan saya di Kemlu, kami sanggup membangun jalan yang akan membuat kementerian ini menjadi lebih efektif, lebih efisien, dan dapat melakukan banyak hal walau dengan jumlah dolar yang lebih sedikit," tuturnya.
Meski begitu, proposal anggaran Trump ini tak mengurangi bujet bantuan AS sebesar US3,1 miliar ke Israel. Sementara anggaran Washington bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), perubahan iklim, dan program pertukaran budaya masuk dalam rencana pemangkasan.
Di sisi lain, proposal anggaran yang diajukan Presiden Ke-45 ini tak serta-merta dapat lolos.
Kongres AS bisa saja menolak beberapa atau banyak usulan pemangkasan ini, termasuk pengurangan anggaran Kemlu dan USAID--yang selama ini dijaga untuk mempertahankan penempatan korps diplomatik AS di negara-negara asing.
Sejumlah politisi Republik juga menentang pemangkasan anggaran diplomasi AS ini. Ketua Partai Republik subkomite Senat, Senator Lindsey Graham, bahkan menyatakan proposal anggaran Trump akan "mati" setibanya di meja Kongres.
Sementara itu, lebih dari 120 pensiunan jenderal dan laksamana AS mendesak Kongres menjaga anggaran kemlu dan USAID ini, dengan alasan diplomasi dan bantuan asing merupakan "fungsi penting yang dapat menjaga keamanan Amerika."
Sebab, anggaran Kemlu selama ini juga dipakai untuk membiayai korps diplomatik AS mempromosikan nilai-nilai Amerika seperti mempromosikan HAM dan demokrasi di seluruh dunia.