Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson mengaku sebelumnya tidak ingin mengambil jabatan yang saat ini ia duduki. Dia menerima tawaran sebagai menlu hanya karena sang istri meyakinkannya untuk mengambil kesempatan itu.
"Saya tidak menginginkan pekerjaan ini. Saya tidak mencari kedudukan ini. Istri saya memberitahu saya bahwa saya harus melakukannya," kata Tillerson kepada
Independent Journal Review, seperti dikutip
The Guardian, Rabu (23/3).
Mantan bos ExxonMobil itu mengatakan, dirinya baru bertemu Trump setelah dipanggil ke kantor konglomerat itu usai memenangkan pemilu November kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku dipanggil Trump dan berdiskusi mengenai isu-isu dunia serta pengalamannya sebagai CEO perusahaan minyak.
"Ketika di akhir percakapan, dia bertanya apakah saya mau menjadi menlu, saya tertegun. Padahal di usia ke-65 ini saya berharap pensiun dan pergi ke peternakan bersama cucu-cucu saya," kata Tillerson yang telah berkair di ExxonMobil selama empat dekade.
Namun, cita-cita tersebut masih harus tertunda. Ketika dirinya kembali ke Texas dan bercerita mengenai pertemuannya dengan Trump, sang istri, Renda St Clair malah menggelengkan jarinya dan berkata kepadamya, "Tuhan tidak melewati anda."
"Dan saya merasa istri saya benar. Saya seharusnya melakukan ini," kata Tillerson.
Mesi begitu, Tillerson telah menjadi subjek kritikan sejak dirinya resmi dilantik sebagai Menlu sekitar awal Februari kemarin.
Dia tidak terlibat saat pembuatan keputusan pemerintah yang cukup penting di awal pemerintahan Trump, salah satunya aturan eksekutif kontroversial trump mengenai larangan imigrasi bagi warga dari tujuh negara Muslim.
Dia juga terkesan mengindari media selama beberapa pertamanya sebagai menteri. Sebagai diplomat tertinggi, Tillerson bahkan tidak memboyong korps diplomatik pers bersamanya dalam tur ke sejumlah negara Asia Timur pada pekan lalu.
Hal ini dianggap melanggar praktik yang sudah berjalan selama puluhan tahun.
Tillerson berdalih, hal itu dilakukannya karena ingin menghemat anggaran kementeriannya yang dipangkas dalam proposal anggaran dari pemerintah. Namun, dia mengakui ingin menghindari pers kecuali dia memiliki pesan yang benar-benar ingin disampaikan.
"Saya bukan orang yang mudah berhubungan dengan media. Saya secara pribadi tidak membutuhkan mereka. Saya mengerti media penting, tapi saya juga berpikir bahwa pesan baru bisa disampaikan ketika ada sesuatu yang dilakukan," katanya.
Di samping itu, Tillerson juga dikritik karena tak dapat mempertahankan besar anggaran kementeriannya yang dipangkas hampir sepertiga dari anggaran pemerintahan sebelumnya. Dia dianggap tidak bisa mempertahankan besar anggaran diplomatik dan bantuan asing lembaganya yang menjadi "fungsi penting untuk menjaga keamanan Amerika" di luar negeri.