Jakarta, CNN Indonesia -- Kandidat presiden konservatif Ekuador, Guillermo Lasso, mencium dugaan kecurangan dalam pemilihan umum dan mendesak penghitungan ulang suara setelah rivalnya, politikus sayap kiri Lenin Moreno, berhasil mengamankan dukungan terbanyak, Minggu (3/4).
Berdasarkan rekapitulasi 96 persen total suara, Moreno berhasil memperoleh 51,1 persen dukungan. Sementara Lasso harus berpuas diri meraih 48,9 persen suara.
"Tindakan mereka telah keluar batas. Kami akan mempertahankan kehendak rakyat Ekuador untuk menghadapi upaya penipuan ini," tutur Lasso di depan para pendukungnya di sebuah hotel di kota pesisir Guayaquil, Senin (3/4).
Lasso mengecam hasi rekapitulasi suara kali ini yang dianggap lebih cepat dari penghitungan pemilu putaran pertama Februari lalu, sehingga sarat kecurangan. Saat itu, proses hitung cepat suara memang membutuhkan waktu hingga beberapa hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya Lasso, para pendukung eks bankir itu pun ikut memprotes hasil rekapitulasi suara.
Ratusan pendukung Lasso dilaporkan bergerombol di depan kantor dewan pemilu di Quito dan Guayaquil, meluncurkan aksi demo mereka sambil membawa bendera Ekuador dan slogan berbunyi: "Katakan tidak untuk penipuan! Kami tidak ingin menjadi seperti venezuela!"
Lasso menganggap, kemenangan Moreno dapat memperpanjang kekuasaan sosialis di negara itu.
 Dibantu kursi roda, capres sayap kiri Ekuador, Lenin Moreno, mulai merayakan kemenangannya dalam pemilu. (REUTERS/Mariana Bazo) |
Kemenangan mantan wakil presiden itu juga dinilai akan secara perlahan mengembalikan gerakan sayap kiri di Amerika Selatan, yang belakangan dikuasai oleh pemerintahan sayap kanan seperti di Argentina, Brasil, dan Peru.
Sementara Moreno sendiri mulai merayakan kemenangan dengan para pendukungnya di Quito pada Minggu malam waktu setempat. Ratusan pendukungnya hadir sambil mengibarkan bendera Ekuador dan berteriak "Lenin Presiden!"
"Kami akan terus membangun jalan. Kita telah melakukan banyak hal tapi tetap masih banyak hal yang perlu kita lakukan untuk Ekuador!" tutur Moreno di depan pendukungnya.
Jika komisi pemilu mengonfirmasi hasil suara ini, Moreno, yang merupakan eks utusan PBB untuk urusan penyandang cacat, akan menjadi pemimpin Ekuador pertama yang menggunakan kursi roda dan akan dilantik 24 Mei mendatang.
Menjadi orang nomor satu di Ekuador, Moreno akan menghadapi sejumlah tantangan besar.
Salah satunya yakni menciptakan lapangan pekerjaan di tengah penurunan ekonomi global sertapengentasan korupsi yang masih menjalar di badan pemerintahan, khususnya skandal korupsi pada perusahaan minyak negara PetroEkuador dan perusahaan konglomerat Brasil, Odebrecht.