Balas Dendam, Assange Sindir Capres Ekuador yang Kalah Pemilu

CNN Indonesia
Selasa, 04 Apr 2017 05:47 WIB
Balas Dendam, pendiri WikiLeaks Julian Assange mengejek capres Ekuador Guillermo Lasso karena kalah pemilu, memintanya keluar dari negara itu.
capres konservatif Ekuador Guillermo Lasso menduga terdapat kecurangan dalam pemilu Minggu (2/4) kemarin. (Foto: REUTERS/Henry Romero)
Jakarta, CNN Indonesia -- Julian Assange mengolok capres konservatif Ekuador Guillermo Lasso karena kalah pemilu berdasarkan hasil hitung cepat. Pendiri WikiLeaks itu bahkan memintanya meninggalkan negara Amerika Selatan yang batal ia pimpin.

"Saya secara hormat meminta Lasso meninggalkan Ekuador dalam waktu 30 hari (dengan atau tanpa jutaan uang di negara surga pajaknya)," kicau Assange melalui akun Twitternya, Senin (3/4).

Pernyataan itu merujuk pada dugaan bahwa eks bankir itu terkait dalam skandal surga pajak Panama Papers yang sempat menggegerkan dunia pertengahan 2016 lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Assange ya, Lasso tidak," dia menambahkan.
Permintaan Assange ini datang menyusul ancaman yang diutarakan Lasso semasa kampanye lalu kepada peretas asal Australia itu.

Saat itu, Lasso mengutarakan niatnya mengusir Assange dari Kedutaan Besar Ekuador di Inggris, tempat pengasingan pria berusia 45 tahun itu sejak empat setengah tahun lalu, jika dirinya memenangi pemilu.

Menurut Lasso, sudah saatnya pemrogram komputer asal Negeri Kanguru itu untuk "angkat kaki" dari kantor perwakilan negaranya, lantaran biaya suaka Assange yang selama ini ditanggung pemerintah Ekuador tidak murah dan tak dapat lagi diteruskan.

Assange tinggal di kedutaan yang terletak di Knightsbridge, London, sejak 2012 lalu, menghindari upaya ekstradisi ke Swedia.

Jika Assange diekstradisi, ia harus menghadapi tuntutan dugaan pelecehan seksual.
Ekuador menerima permintaan suaka dengan alasan, jika Assange diekstradisi ke Swedia atau Amerika Serikat, dirinya akan menjadi tahanan politik dan mendapat penganiayaan serupa yang selama ini dialami whistleblower Chelsea Manning.

Pemerintah Ekuador selama ini mempertahankan Assange sebagai bentuk solidaritas.

Assange telah lama menjadi incaran Washington lantaran merilis ribuan dokumen militer dan diplomatik AS yang didapat WikiLeaks dari Manning.

Salah satunya kasus pembocoran 500 dokumen rahasia militer AS oleh WikiLeaks terkait perang di Afghanistan dan Irak beberapa waktu lalu.

Menanggapi hasil pemilu, Assange turut mengucapkan selamat kepada politikus sayap kiri Lenin Moreno yang digadang akan menjadi penerus Presiden Rafael Correa.
Berdasarkan rekapitulasi 96 persen total suara, Moreno berhasil mengamankan 51,1 persen dukungan dalam pemilu yang diselenggarakan pada Minggu (2/4). Sementara Lasso harus berpuas diri meraih 48,9 persen suara.

Tak puas dengan hasil pemilu, Lasso mendesak komisi pemilu melakukan penghitungan ulang suara. Dia menduga ada kecurangan dalam rekapitulasi suara yang dinilainya dilakukan begitu cepat.

Sebab, proses rekapitulasi suara pemilu di putaran pertama, komisi membutuhkan waktu beberapa hari menghitung secara keseluruhan suara yang terkumpul.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER