AS Sebut Rusia Bohong soal Serangan Gas Suriah

CNN Indonesia
Kamis, 06 Apr 2017 08:25 WIB
Pejabat Kemlu AS menyebut Rusia memberikan informasi sesat terkait serangan gas beracun yang menewaskan puluhan warga sipil di Idlib, Suriah.
Serangan gas beracun di Suriah memakan puluhan korban, termasuk anak-anak. (AFP PHOTO / Omar haj kadour)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menolak keras pernyataan Rusia yang menyebut insiden kimia mematikan di Suriah diakibatkan oleh serangan udara pemerintah yang mengenai gudang senjata oposisi.

"Rusia memberikan serangkaian fakta keliru yang hanya didukung oleh mereka sendiri dan rezim Assad," kata dia dalam pernyataan yang dikutip Reuters, Kamis (6/4).

"Sikap Rusia berkeras pada jalan yang menggelapkan ini dilakukan seolah seisi dunia tidak punya mata, telinga atau kemampuan untuk mencapai kesimpulan jelas," lanjut pernyataan itu.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan serangan itu "sangat buruk" dan "tidak berprikemanusiaan."

Ditanya apakah dirinya akan mengambil kebijakan baru soal Suriah, Trump memberi jawaban terbuka. "Kita lihat nanti," ujarnya.

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson, secara terpisah, menyebut ini sudah waktunya bagi Rusia untuk memikirkan kembali dukungannya terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad.

"Kami rasa ini sudah waktunya bagi Rusia untuk berpikir baik-baik soal dukungan berkelanjutannya untuk rezim Assad," kata dia.
Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya menyebut, insiden gas beracun yang menewaskan puluhan orang warga sipil ini terjadi karena serangan udara Suriah menghantam gudang teroris yang berisi zat kimia berbahaya.

"Menurut data objektif dari kontrol wilayah udara Rusia, pesawat tempur Suriah menghantam sebuah gudang teroris besar di dekat Khan Sheikhun yang merupakan tempat pembuatan bom dengan zat beracun," bunyi pernyataan lembaga tersebut kemarin.

Menurut Rusia, gudang senjata kimia itu digunakan para pejuang pemberontak di Irak. Kremlin menyebut, penggunaan senjata kimia "oleh teroris berulang kali berhasil dibuktikan oleh sejumlah organisasi internasional dan pemerintahan Haider al-Abadi."

"Informasi ini sudah dapat dibuktikan dan benar-benar objektif," kata kemhan Rusia.
[Gambas:Video CNN]


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER