Mendagri Turki Sebut Ledakan di Markas Polisi Aksi Teroris

CNN Indonesia
Rabu, 12 Apr 2017 16:00 WIB
Suleyman Soylu menyebut ledakan di markas polisi Kota Diyarbakir pada Selasa (11/4) pagi bukan murni kecelakaan biasa tetapi aksi terorisme.
Mendagri Turki Suleyman Soylu menyebut ledakan di markas polisi Kota Diyarbakir pada Selasa (11/4) pagi bukan murni kecelakaan biasa tetapi aksi terorisme. (Foto: REUTERS TV)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan, insiden ledakan yang meluluhlantakkan markas polisi di Kota Diyarbakir kemarin merupakan sebuah aksi teroris.

Kesimpulan ini merevisi pernyataan Soylu sebelumnya yang menyebut ledakan di kota bagian tenggara Turki itu murni sebuah kecelakan. Dia bahkan sempat menyatakan bahwa tidak ada pihak eskternal yang terlibat dalam peristiwa tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan Haber-Turk, Soylu menuturkan, serangan Selasa pagi itu diluncurkan melalui sebuah terowongan yang terletak persis di bawah markas polisi tersebut. Soylu menyebut penyebab serangan itu jelas setelah penyelidikan menyeluruh yang selesai pada Selasa malam. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah serangan teror," kata Soylu, dikutip AFP. Dia juga menambahkan, salah satu waraga sipil yang berprofesi sebagai teknisi, terbunuh karena tertimpa reruntuhan. Selain itu, seorang polisi juga dikabarkan tewas.

Berdasarkan laporan terbaru hari ini, korban jiwa dalam insiden tersebut bertambah menjadi tiga orang, dan melukai 12 orang lainnya.


Soylu menjelaskan bahwa peledak itu diletakkan di bawah gedung, tanpa memberi penjelasan lebih jauh.

"Kami awalnya berpikir bahwa ada yang memasuki gedung dan meletakkannya di bawah tanah, tapi ternyata mereka membawanya melalui terowongan yang digali dari luar gedung," sebutnya.

Dia juga menambahkan bahwa kepolisian selalu melakukan pengawasan di sekitar gedung setiap bulan, guna mengeliminasi ancaman. "Itu berarti peledak ditempatkan dalam waktu yang sangat singkat," tutur dia.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Ledakan kuat itu terdengar hingga ke sejumlah daerah di kota bermayoritaskan suku Kurdi tersebut dan tengah bergejolak itu.

Diberitakan Reuters, Rabu (12/4), tak lama setelah ledakan terjadi, petugas darurat beserta ambulans bergegas menuju lokasi ledakan. Asap tebal mengepul di sekitar tempat kejadian. Insiden ini dianggap kian menambah kegelisiahan warga Turki yang dalam beberapa hari ke depan akan menggelar referendum konstitusi.

Referendum tersebut berisikan amandemen konstitusi dasar Turki yang akan memperluas kewenangan dan kekuasaan Presiden Recep tayyip Erdogan. Menurut sejumlah pengamat, perubahan konstitusi ini akan mengantar Turki ke arah negara otoriter.


Diyarbakir dan sejumlah wilayah di tenggara Turki lainnya memang telah lama terpukul oleh bentrokan antara pemberontak suku Kurdi—Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan aparat keamanan.

Padahal, gencatan senjata antara pemerintah dan PKK sebenarnya sudah berlangsung sejak musim panas 2015 lalu, sebelum akhirnya gagal akibat bentrokan sekitar Juli tahun lalu.

PKK sendiri sudah dikategorikan sebagai organisasi teroris oleh Turki, Uni Eropa, dan Amerika Serikat.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER