Israel Tolak Negosiasi Tahanan Mogok Makan, Palestina Murka

CNN Indonesia
Rabu, 19 Apr 2017 23:44 WIB
Pemimpin Palestina mengecam penolakan Israel untuk bernegosiasi terkait ribuan tahanan asal Palestina yang mogok makan di penjara sejak Senin (17/4) lalu.
Issa Qaraqee memberikan pernyataan pada awak media atas ribuan tahanan Palestina yang mogok makan di Israel. (AFP PHOTO / ABBAS MOMANI)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin Palestina mengecam penolakan Israel untuk bernegosiasi terkait ribuan tahanan asal Palestina yang mogok makan di penjara Tel Aviv. Palestina juga mengancam akan melakukan pemberontakan jika ada tahanan mereka yang tewas akibat kelaparan.

Setidaknya 1500 tahanan Palestina di Israel melakukan aksi mogok makan sejak Senin (17/4). Aksi tersebut dipimpin oleh Marwan Barghouti, tokoh populer yang juga menjadi narapidana di Israel. Dia menjalani lima hukuman seumur hidup atas perannya dalam ‘intifada’ kedua atau pemberontakan di Palestina.

Para tahanan itu melakukan protes guna meminta fasilitas dan perawatan yang lebih baik serta akses komunikasi. Mereka juga menyebut otoritas Israel kerap melakukan tindakan sewenang-wenang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih dari 6500 warga negara Palestina menjadi tahanan di Israel karena dugaan pelanggaran dan tindak pidana. Sekitar 500 orang merupakan tahanan administratif yang memperkenankan hukuman penjara tanpa dakwaan.


Aksi mogok makan pun kerap kali dilakukan para tahanan, namun belum pernah dalam skala besar.

Issa Qaraqe, Kepala Urusan Tahanan untuk Otoritas Palestina menyebut aksi mogok makan itu terkait dengan upaya negosiasi dengan pemerintah Israel.

“Jika permintaan mereka tidak dipenuhi, akan lebih banyak lagi tahanan yang bergabung dengan aksi tersebut,” kata Qaraqe, dilaporkan AFP.

“Kami sudah meminta komunitas internasional dan PBB untuk segera melakukan intervensi.”

Jika ada tahanan yang tewas, Qaraqe melanjutkan, “Itu bisa mengarah pada pemberontakan baru.”


Pemerintah Israel telah bersumpah menolak negoisasi terkait aksi mogok makan itu. Menteri Keamanan Publik Israel Gilad Erdan menyebut para tahanan sebagai ‘teroris dan pembunuh’.

Sementara Menteri Kehakiman Israel Ayelet Shaked menyebut otoritas “tidak akan ragu mengimplementasikan hukum yang memperbolehkan petugas memberi makan tahanan secara paksa.”

Hukum kontroversial itu diloloskan pada 2015 akibat banyaknya aksi mogok makan yang mengancam nyawa.

Qaraqe menuduh pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, ‘menghasut’ tahanan. Sementara Shawan Jabarin dari kelompok hak asasi Palestina Al-Haq menyerukan hukum makan paksa "sama saja dengan penyiksaan."

Selain itu, Palestina menyebut setidaknya 850 ribu warganya telah dipenjarakan oleh Israel sejak 50 tahun lalu.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER