Jakarta, CNN Indonesia -- Kapal induk Carl Vinson yang dikerahkan Amerika Serikat ke Semenanjung Korea terpantau melintasi Selat Sunda pada awal pekan ini.
Armada yang membawa pasukan serbu AS itu berlayar ke Semenanjung Korea setelah mengikuti latihan bersama Angkatan Laut Australia di Samudera Hindia.
Kehadiran kapal ini di perairan Indonesia sempat menimbulkan tanda tanya. Pasalnya, pada 9 April lalu, Angkatan Laut AS mengatakan bahwa kapal itu akan berlayar ke Semenanjung Korea dari Singapura.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Negara-negara di kawasan pun langsung bersiaga karena Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan bahwa pasukan serbu itu dikirimkan untuk merespons uji coba nuklir Korea Utara.
"Korea Utara cari masalah. Jika China mau membantu, itu bagus. Jika tidak, kami akan menyelesaikan masalah tanpa mereka!" kata Trump melalui akun Twitter pribadinya.
Di hari yang sama, juru bicara Gedung Putih, Sean Spicer, pun memastikan bahwa kapal itu sudah dalam perjalanan dan sedang menuju Laut Jepang.
Sejumlah pihak meragukan pernyataan Spicer, mengingat jadwal dari Angkatan Laut AS menyatakan kapal Carl Vinson seharusnya mengikuti latihan bersama dengan Australia saat itu.
Menteri Pertahanan Australia, James Mattis, akhirnya menyatakan bahwa Angkatan Laut sudah membatalkan latihan bersama dengan Australia.
Mattis mengumumkan kepastian tersebut setelah berkoordinasi dengan Komandan Pasifik Angkatan Laut AS, Harry B. Harris Jr.
Menurut salah satu pejabat Angkatan Laut AS, Harris tak pernah bermaksud mengatakan bahwa latihan itu dibatalkan. Pasalnya, mengatur satu latihan besar semacam itu sangat sulit dan tak dapat dibatalkan secara tiba-tiba.
Setelah mendapatkan penjelasan dari Angkatan Laut AS, juru bicara kepala Pentagon, Dana White, menyatakan permohonan maaf atas kesimpangsiuran berita ini.
"Kapal itu sekarang sudah bergerak ke utara ke Pasifik Barat. Semua seharusnya dikomunikasikan dengan lebih jelas," katanya sebagaimana dikutip
The New York Times.