Duterte Berencana Persenjatai Warga untuk Bunuh Abu Sayyaf

CNN Indonesia
Jumat, 21 Apr 2017 11:55 WIB
Presiden Filipina Rodrigo Duterte berencana mempersenjatai warga sipil, menganjurkan mereka membunuh delapan anggota Abu Sayyaf dengan imbalan Rp267 juta.
Dengan senjata ini, Duterte menganjurkan setiap warga sipil setidaknya bisa membunuh delapan anggota Abu Sayyaf yang diyakini berada di pedalaman Desa Inabanga, Bohol. (Reuters/Erik De Castro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mempertimbangkan rencana mempersenjatai warga sipil di wilayah Bohol untuk membantu pemerintah memburu kelompok militan Abu Sayyaf.

Dengan senjata ini, Duterte menganjurkan setiap warga sipil setidaknya bisa membunuh delapan anggota Abu Sayyaf yang diyakini berada di pedalaman Desa Inabanga, Bohol.

Dia menawarkan hadiah 1 juta peso Filipina atau setara Rp267 juta bagi warga yang berhasil menangkap anggota Abu Sayyaf, baik dalam keadaan hidup atau mati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya anjurkan warga sipil untuk membunuh. Akan ada hadiah bagi yang bisa menangkap dalam keadaan mati atau hidup. Namun, saya lebih menginginkan mereka dalam keadaan mati. Jika mereka masih hidup, saya harus memberi mereka makan," ucap Duterte saat mengunjungi Bohol, Rabu (19/4).

Mantan Wali Kota Davao itu mengatakan, dia pun tak segan mengirimkan militernya untuk menginvasi Pulau Jolo, tempat markas Abu Sayyaf berada, jika benar-benar dibutuhkan.

"Jika wilayah itu dikepung [Abu Sayyaf], banyak yang akan mati seperti warga sipil dan anak-anak. Saya akan perintahkan invasi. Tentara akan pergi ke sana, ini perang. Ini yang Abu Sayyaf inginkan jadi saya akan berikan pada mereka," tutur Duterte sebagaimana diberitakan Inquirer.

Pernyataan keras ini dilontarkan Duterte di tengah gencarnya upaya pemerintah memburu dan menangkap Abu Sayyaf.

Pasukan keamanan berhasil menewaskan enam anggota Abu Sayyaf, termasuk salah satu pemimpin mereka, Muamar Askali alias Abu Rami, dalam bentrokan di Bohol, pada Selasa (11/4).

Abu Sayyaf menjadi salah satu tantangan keamanan bagi Filipina. Kelompok ini dikenal kerap melakukan penculikan, pembajakan kapal nelayan, dan tak segan membunuh sanderanya jika uang tebusan tak kunjung dibayar.

Tahun lalu, kelompok militan ini memenggal tiga turis asing asal Jerman dan Kanada lantaran tebusan mereka tak kunjung dibayar.

Kini, Abu Sayyaf masih menahan sekitar 19 orang, tujuh di antaranya merupakan warga negara Indonesia. Pemerintah RI terus berkoordinasi dengan Filipina untuk mengupayakan pembebasan ketujuh orang tersebut.

Filipina bersama Malaysia dan Indonesia juga sepakat melakukan patroli pengamanan laut terkoordinasi di wilayah yang kerap menjadi sasaran pembajakan Abu Sayyaf, seperti di perairan selatan Filipina, Sulu, dan Sulawesi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER