RI-AS Sepakati Solusi Damai Sengketa Laut China Selatan

CNN Indonesia
Jumat, 21 Apr 2017 20:37 WIB
Kementerian Luar Negeri RI menyebut Indonesia dan Amerika Serikat sepakat menjaga stabilitas Laut China Selatan dengan mengedepankan dialog.
Saat Mike Pence bertemu dengan Jokowi, AS dan Indonesia menyepakati sengketa di Laut China Selatan mesti diselesaikan secara damai. (REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia bersama Amerika Serikat sepakat menjaga stabilitas keamanan di perairan sengketa Laut China Selatan dengan mengedepankan dialog.

Kesepakatan itu terjalin saat Wakil Presiden Mike Pence bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada Kamis (20/4) di Istana Negara.

“Penekannya ada pada solusi dialog dalam menangani setiap masalah di kawasan khususnya soal perairan ini,” tutur juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, di Gedung Kemlu, Jumat (21/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arrmanatha mengatakan, dalam lawatan perdananya ke Indonesia, wapres AS ke-48 itu juga menekankan pentingnya mengutamakan diplomasi damai dalam penanganan sengketa di perairan itu.
Menurutnya, stabilitas dan keamanan di perairan itu bukan hanya menjadi kepentingan negara di kawasan tapi juga kepentingan bagi seluruh negara di dunia.

“Intinya ini kepentingan seluruh dunia. Flow of goods akan berdampak jika ketegangan terus menyelimuti perairan ini. Hal itu tentu akan mempengaruhi perekonomian global,” ujar Arrmanatha.

Sejak 90 persen wilayah LCS diklaim oleh China, perairan itu menjadi salah satu kawasan yang sangat rentan akan konflik. Klaim China tumpang tindih dengan pengakuan sejumlah negara lain di Asia Tenggara, seperti Filipina, Brunei, dan Malaysia. 

Perairan ini diketahui memiliki cadangan mineral yang melimpah dan menjadi salah satu jalur perdagangan laut utama yang memiliki nilai mencapai US$5 triliun per tahun, atau sepertiga dari total perdagangan global.
Konflik maritim ini tak kunjung rampung meskipun Pengadilan Arbitrase Permanen (PCA) telah menetapkan bahwa klaim China atas perairan tersebut tidak sah.

Sebagai upaya menghindari konflik, ASEAN bersama China tengah merundingkan pembentukan kode etik atau Code of Conduct (CoC) untuk menangani sengketa di LCS.

Arrmanatha berujar, Indonesia terus aktif mendorong perundingan penyelesaian CoC ini. 

Pembicaraan CoC sudah berjalan antara ASEAN dan China sejak lebih dari satu dekade lalu, dengan harapan dapat meredakan ketegangan di kawasan.
Namun, negosiasi berjalan lambat lantaran suara konsesus ASEAN sulit dipahami China. Beijing juga berkeras menolak sejumlah aturan yang menghalangi patroli lautnya di perairan tersebut.

Baru-baru ini, ASEAN dan China mencapai kemajuan dengan menghasilkan draf awal kerangka kerja CoC yang di sepakati dalam pertemuan kelompok kerja ASEAN-China soal CoC di Bali pada 27 Februari 2017. 

Hasil Pertemuan tersebut menjadi dasar kuat lahirnya kesepakatan CoC antar negara di LCS.

Selain itu, pertemuan lanjutan di Siem Reap, Kamboja, pada akhir Maret 2017 juga berhasil membuahkan hasil positif. 

Komitmen Kuat AS 

Pertemuan itu melahirkan kesepakatan tentang implementasi Deklarasi Perilaku Pihak-pihak dalam Sengketa Laut China Selatan atau Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (DoC).

Tak hanya soal LCS, kunjugan Pence ke Jakarta juga digambarkan pemerintah sebagai komitmen kuat Amerika terhadap hubungan Indonesia dan juga kawasan.

Hal ini, lanjut Arrmanatha, bisa dilihat dari pernyataan Pence yang mengatakan rencana Presiden Donald Trump yang akan hadir di Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Manila, Filipina, November mendatang.

“Rencananya, Presiden Trump akan hadir di KTT ASEAN November mendatang. Kunjungan Pence ke Jakarta menunjukan confidence terhadap Indonesia dan kawasan,” katanya.
Arrmanatha mengatakan, lawatan politikus Partai Republik ini pun diartikan sebagai kesiapan Washington memperluas dan memperkuat kemitraan strategis dengan Jakarta, khususnya dalam bidang ekonomi.

“Kunjungan Pence tunjukan komitmen kuat pemerintahan baru AS terhadap kemitraan strategis dengan Indonesia. Ini juga sebagai kepercayaan AS terhadap peran Indonesia sebagai sama-sama negara demokrasi yang besar di kawasan,” ujar Arrmanatha menambahkan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER