PM Perancis Tuding Le Pen Eksploitasi Serangan Teror

CNN Indonesia
Sabtu, 22 Apr 2017 01:50 WIB
PM Perancis Bernard Cazeneuve menyebut kandidat presiden sayap kanan Marine Le Pen mengeksploitasi ketakutan akibat teror Paris untuk kepentingan politik.
Marine Le Pen dituding memanfaatkan ketakutan akibat teror untuk kepentingan politiknya. (Reuters/Yves Herman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Perancis Bernard Cazeneuve menuding kandidat ekstrem kanan Marine Le Pen mencoba untuk mengambil keuntungan dari serangan teror yang menewaskan seorang anggota polisi di Paris.

Cazeneuve, seorang politikus sosialis, menuding Le Pen "dengan tidak tahu malunya mengeksploitasi ketakutan dan emosi hanya untuk kepentingan politik belaka," Jumat (21/4), dua hari sebelum pemilu Perancis dimulai.

Seperti diberitakan AFP, pemimpin partai Front Nasional (FN) itu disebut "mencoba, seperti yang selalu ia lakukan setelah terjadi tragedi, untuk mengambil keuntungan."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Le Pen adalah salah satu kandidat terkuat yang kemungkinan besar akan mencapai pemilu putaran kedua, Mei nanti.
Wakil Presiden FN Florian Philippot merespons Cazeneuve melalui Twitter, menyebut Sang Perdana Menteri mesti "mengundurkan diri dari jauh-jauh hari karena ketidaklogisan dan ketidak akuratannya."

Setelah serangan itu terjadi, Le Pen mengatakan "perang melawan kita ini tidak berhenti dan tak kenal ampun," lalu menyebut pemerintahan sosialis yang masa kepemimpinannya akan segera berakhir ini, beserta penerus sayap kirinya, telah "melakukan semua hal yang bisa memastikan kita kalah."

Le Pen, dipandang sebagai tokoh yang paling tegas dalam soal keamanan di antara para kandidat, meminta Perancis untuk "segera" merebut kembali kendali perbatasan dari Uni Eropa dan mendeportasi semua warga asing yang dicurigai terlibat terorisme.

Cazeneuve mengatakan Le Pen telah "berpura-pura tidak tahu bahwa pemerintah saat ini lah yang mengambil alih kendali perbatasan setelah serangan teror yang memakan 130 jiwa di Paris, 2015 lalu.
Dia mencatat, sejak saat itu 80 ribu orang ditolak memasuki Perancis, sementara 117 orang telah dideportasi dari negara itu karena "aktivitas teroris."

Cazeneuve juga mengkritisi kandidat konservatif Francois Fillon yang menegaskan sumpahnya untuk membuka lowongan kepolisian untuk 10 ribu orang.

"Bagaimana bisa Anda percaya pada seorang kandidat dalam hal ini ketika dia memangkas 13.000 orang dari pasukan keamanan saat masih menjabat perdana menteri" pada 2007-2012, kata Cazeneuve.

Cazeneuve juga menyoroti janji Fillon untuk memangkas setengah juta pekerjaan dari layanan sipil jika terpilih.
Fillon adalah salah satu dari empat kandidat presiden yang diperkirakan akan mendapatkan suara terbanyak dalam pemilu putaran pertama.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER