Jakarta, CNN Indonesia -- Kanada mengumumkan sanksi baru terhadap Suriah sebagai respons atas dugaan penggunaan senjata kimia oleh pasukan Presiden Bashar al-Assad untuk menyerang pemberontak di Provinsi Idlib pada awal April lalu.
Sanksi ekonomi pertama Ottawa tersebut dilaporkan mengincar 17 pejabat berpangkat tinggi dan lima entitas, terdiri dari lembaga penelitian dan produsen bahan kimia yang diduga terlibat penggunaan senjata kimia di Suriah.
"Sanksi tambahan terhadap pejabat kunci rezim Suriah merupakan sebuah pesan kuat bagi Assad bahwa kejahatan perang mereka tidak akan ditoleransi. Mereka harus bertanggung jawab," ucap Menteri Luar Negeri Chrystia Freeland, Sabtu (22/4).
Freeland menyebutkan, Kanada telah membantu penyelidikan dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah sejak serangan di Kota Khan Sheikhun itu terjadi. Serangan pada Selasa (4/4) siang itu telah menewaskan sedikitnya 80 orang, termasuk warga sipil dan anak-anak tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, penerapan sanksi baru ini juga diartikan sebagai upaya Kanada membantu menekan Suriah agar "segera menghentikan serangan kejam yang telah berulang kali dilakukan terhadap rakyatnya sendiri."
Langkah ini diterapkan Kanada menyusul keputusan sejumlah negara lain yang pada pekan lalu telah lebih dulu menerapkan sanksi bagi Damaskus.
Rangkaian sanksi baru ini muncul tak lama setelah Organisasi Internasional Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) menyimpulkan, gas sarin atau zat sejenis lain yang masuk kategori kimia beracun digunakan dalam serangan yang terjadi di salah satu wilayah kekuasaan pemberontak Suriah.
Selama ini, Freeland menuturkan, Ottawa juga telah menggelontorkan sedikitnya US$1,2 miliar selama tiga tahun terakhir, membantu menjaga stabilitas keamanan dan bantuan kemanusian serta pembangunan di Suriah dan bahkan Irak.
Diberitakan
AFP, selain bantuan finansial, Kanada juga telah menerima lebih dari 40 ribu pengungsi Suriah sejak November 2015.