Jakarta, CNN Indonesia -- Penentuan nasib Perancis untuk lima tahun ke depan dimulai seiring dengan dibukanya tempat pemungutan suara pemilu putaran pertama pada Minggu (23/4) pagi waktu setempat.
Warga Perancis disuguhkan lima pilihan kandidat dominan serta enam capres lainnya yang sama-sama bertarung merebut jabatan nomor satu di Istana Elysee. Kesebelas capres ini didukung oleh setidaknya 500 wali kota, anggota parlemen, dan senator.
Mulai dari politikus ekstrem kanan hingga tokoh sosialis komunis mewarnai perhelatan pemilu Perancis kali ini. Politikus sentris muda, Emmanuel Macron, 39, digadang menang mudah atas rival terkuatnya, tokoh ekstrem kanan Marine Le Pen, 49, dalam putaran pertama ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemenang putaran pertama pemilu harus mendapat setidaknya 50 persen lebih suara.
Macron dan Le Pen merupakan dua capres terkuat yang diprediksi mampu lolos ke putaran kedua pada 7 Mei mendatang oleh sejumlah lembaga jajak pendapat.
Lanskap politik Perancis disebut akan berubah di putaran kedua pemilu Mei mendatang jika Macron dan Le Pen sanggup mengamankan dua posisi teratas dalam putaran kali ini.
"Tidak akan ada persaingan antara sayap kiri dan kanan, tapi persaingan pandangan dunia yang saling bertentangan. Macron menganggap pemilu ini pertarungannya sebagai kaum progresif versus konservatif, sementara Le Pen menilai pemilu ini merupakan persaingannya sebagai patriot versus kaum globalis," tutur juru bicara lembaga survei Ifop, Jerome Fourquet, seperti dikutip
Reuters. Foto: AFP PHOTO/THOMAS COEX) 11 Capres mulai dari politikus ekstrem kanan hingga tokoh sosialis komunis mewarnai perhelatan pemilu Perancis kali ini. |
Sementara mantan Perdana Menteri Francois Fillon yang sempat menjadi capres terfavorit dengan elektabilitas tertinggi di awal kampanye ini mesti berbesar hati berada di posisi ketiga jauh di bawah Le Pen dan Macron.
Popularitas Fillon terus anjlok seiring dengan skandal penggelapan dan penyalahgunaan dana publik yang menyeret nama dia dan istrinya, Penelope Fillon.
Kasus ini mencuat sekitar Januari lalu ketika surat kabar Perancis, Le Canard Enchaine, menuding Penelope menerima gaji sebesar 900 ribu euro sebagai asisten parlemen Fillon selama beberapa tahun.
Namun di sisi lain, Penelope tidak memiliki tanda lolos seleksi pekerjaan dan alamat surat elektronik resmi sebagai seorang pegawai parlemen.
Setelah melakukan penyelidikan awal, jaksa keuangan memutuskan telah mendapat cukup bukti untuk melanjutkan penyelidikan mengenai pekerjaan “fiktif” Fillon ini dan mendakwa pasangan tersebut.
Sekitar 47 juta warga terdaftar untuk memilih dalam pesta demokrasi hari ini yang rencananya diselenggarakan mulai pagi hari pukul 08.00 hingga pukul 19.00 waktu setempat.
Sekitar 67 ribu tempat pemungutan suara dibuka di seluruh pelosok Perancis. Sekitar 50 ribu pasukan keamanan berjaga mengamankan proses pemilu kali ini.