Sistem Anti-Rudal AS Sudah Beroperasi di Korsel

CNN Indonesia
Selasa, 02 Mei 2017 09:19 WIB
Sistem pertahanan rudal kontroversial AS sudah mulai beroperasi di Korsel. Pejabat AS memastikan, siste ini hanya memiliki kemampuan intersepsi.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan, THAAD hanya memiliki kapasitas intersepsi dalam batas tertentu. (USFK/Yonhap via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sistem pertahanan rudal kontroversial milik Amerika Serikat (THAAD) dipastikan sudah mulai beroperasi di Korea Selatan.

"[THAAD] sudah beroperasi dan memiliki kemampuan mengintersepsi rudal Korea Utara dan melindungi Korsel," demikian kutipan pernyataan Pasukan AS Korea.

Namun, seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada AFP, THAAD hanya memiliki kapasitas intersepsi dalam batas tertentu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan ini sekaligus menampik kekhawatiran China yang selama ini menolak pengerahan THAAD karena radarnya diperkirakan dapat mencapai wilayah Beijing.

Selain itu, China juga tidak setuju dengan pengerahan sistem anti-rudal ini karena dianggap justru dapat memantik amarah Korut dan memperkeruh suasana di kawasan.

THAAD ini semakin mengundang kontroversi karena setelah sebagian perangkat tiba di Seoul, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa Korsel seharusnya membayar sistem pertahanan tersebut.

"Saya memberi informasi kepada Korsel bahwa akan tepat bila mereka membayar. Ini merupakan sistem bernilai satu miliar dolar. Ini fenomenal, dapat menembak rudal di udara," ucap Trump dalam wawancara khusus dengan Reuters.

Korsel pun menolak permintahaan tersebut karena tidak sesuai dengan perjanjian antara kedua negara sebelumnya.

"Tak ada perubahan dalam sikap Korea Selatan dan Amerika Serikat bahwa pemerintahan kami menyediakan lahan dan mendukung fasilitas dan AS menanggung dana pengerahan, operasi, dan perawatan THAAD," demikian bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Korsel.

Seorang mantan pejabat Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, dalam perjanjian pengerahaan THAAD sebelumnya, negaranya tak berniat menjual sistem itu ke Korsel.

"Kami ingin mempertahankan THAAD di gudang senjata kami, bersama dengan semua sistem senjata AS yang dikerahkan di Semenanjung Korea. Semuanya milik kami. Kami akan mempertahankannya. Kami memiliki hak untuk menariknya," katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER