China Sambut Sikap Lunak ASEAN soal Laut China Selatan

CNN Indonesia
Selasa, 02 Mei 2017 18:23 WIB
Beijing menyambut pernyataan ASEAN yang tidak lagi menyinggung soal "reklamasi daratan dan militerisasi" oleh negara tersebut di Laut China Selatan.
KTT ASEAN berakhir dengan pernyataan yang lebih lunak terkait sengketa Laut China Selatan. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Jakarta, CNN Indonesia -- China menyambut sikap lebih lunak yang ditunjukkan Asosiasi Negara Asia Tenggara (ASEAN) soal perairan sengketa Laut China Selatan dalam konferensi tingkat tinggi akhir pekan ini. Beijing menyebut organisasi itu menunjukkan bahwa upaya meredakan ketegangan sudah dilakukan.

Pernyataan pimpinan ASEAN di akhir KTT di Manila, Filipina, tahun ini tidak lagi menyebut "reklamasi daratan dan militerisasi" sebagaimana dalam kesempatan-kesempatan sebelumnya.

Rujukan itu digunakan dalam konferensi tahun lalu dan bahkan pada versi awal pernyataan yang tidak dipublikasi tahun ini, sebagaimana dilaporkan Reuters, Selasa (2/5).
Dua diplomat ASEAN mengatakan tahun ini China sempat menekan Filipina sebagai ketua organisasi tersebut untuk tidak memasukkan aktivitas Negeri Tirai Bambu yang menuai perdebatan di perairan strategis ke dalam agenda resminya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

China bukan anggota blok beranggotakan 10 negara itu dan tidak menghadiri KTT, tapi sangat sensitif soal isi pernyataan yang dibuat di sana.

Negara itu kerap dituding mencoba memengaruhi penyusunan pernuataan untuk meredam hal yang dianggap mempersulit klaimnya di perairan tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, tidak menjawab secara langsung ketika ditanyai apakah negaranya menekan proses penyusunan pernyataan itu.

"Sejak tahun lalu, dengan upaya bersama antara China dan negara-negara ASEAN termasuk Filipina, ketegangan di Laut China Selatan telah mereda. Saya pikir hal ini sesuai dengan kepentingan negara-negara di kawasan," ujarnya.

Situasi relevan di KTT ASEAN lagi-lagi menunjukkan sepenuhnya perubahan positif terkait situasi Laut China Selatan dan harapan bersama negara-negara di kawasan ini adalah untuk mencapai stabilitas, mempromosikan kerja sama dan meraih perkembangan, dan ini harus dihargai oleh semua pihak."
Beijing selama ini marah terhadap anggota individual ASEAN yang menunjukkkan kekhawatiran akan reklamasi terumbu karang dan pengerahan sistem peluru kendali yang dilakukan secara cepat di Kepulauan Spratly.

Pejabat Kementerian Luar Negeri Filipina Zaldy Patron, yang berkewenangan dalam masalah-masalah ASEAN, menyatakan tidak ada satu pun pihak di KTT yang menekankan masalah Laut China Selatan, atau menyinggung reklamasi dan militerisasi tersebut.

"Namun di sisi lain, para pemimpin menyoroti peningkatan hubungan antara China dan ASEAN," kata Patron di Manila.
Pernyataan lunak itu dilontarkan seiring keinginan Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk berdamai dengan China setelah bertahun-tahun saling berebut di perairan sengketa itu.

Setelah dilobi Duterte, China sepakat untuk membiarkan kapal-kapal Filipina kembali ke perairan kaya ikan di Scarborough, setelah empat tahun diblokade.

China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan. Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei dan Taiwan juga turut mengklaim bagian yang diklaim oleh Beijing.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER