Jakarta, CNN Indonesia -- China meluncurkan kapal induk buatan domestik pertamanya, bertepatan dengan suasana kawasan yang semakin memanas. Media lokal China menyebut, peluncuran kapal induk itu merupakan wujud unjuk kekuatan angkatan laut Negeri Tirai Bambu.
Kapal induk bertipe 001A itu dipindahkan dari dermaga kering ke laut dalam sebuah upacara resmi di kota pelabuhan Dalian, di timur laut China.
Upacara peresmian itu ditandai dengan pengguntingan pita yang disusul pembukaan botol sampanye di atas anjungan kapal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Analis menyebut kapal itu merepresentasikan ‘simbol status’ Beijing di kawasan yang kini tengah memanas, terlebih setelah kapal induk Amerika Serikat merapat ke Semenanjung Korea.
Kementerian Pertahanan China menyebut kapal induk baru tersebut bisa mengangkut beban hingga 50 ribu ton dan akan menggunakan propulsi konvensional alih-alih nuklir.
Kapal induk itu akan mengangkut pesawat tempur kebanggaan China, J-15, dan juga pesawat terbang lainnya.
"Peluncuran kapal induk baru itu merupakan acara simbolis karena akan memakan waktu sekitar dua tahun agar kapal siap melakukan pelayaran pertamanya,” kata Juliette Genevaz, peneliti China di Lembaga Penelitian Militer Strategis Prancis.
Tapi, menurut Genevaz, peluncurkan kapal induk itu merupakan ‘loncatan teknologi’ bagi China dan menjadi sinyal bagi perkembangan teknologi militer domestik di masa depan.
Kapal induk 001A merupakan armada pengangkut jenis baru. Kapal induk pengangkut pesawat pertama yang dimiliki China, Liaoning, adalah kapal bekas Rusia yang sudah berusia lebih dari 25 tahun. Kapal induk itu kembali ditugaskan pada 2012 setelah reparasi ekstensif.
Kepemilikan kapal induk mutakhir ini, membuat China menjadi salah satu negara dengan angkatan laut terkuat di dunia, selain Amerika Serikat, Rusia dan Inggris.
Kendati demikian, pakar militer menyebut kekuatan angkatan laut China masih tertinggal jauh dibanding AS, yang sudah memiliki beberapa kapal induk.
James Char, analis militer China dari Fakultas Ilmu Internasional di Universitas S.Rajaratnam, Singapura, menyebut kapal induk itu akan menjadi ‘simbol status’ bagi China di Laut Timur dan Laut China Selatan.
“Tapi, itu tidak menjadi ancaman bagi AS yang sudah sangat maju dalam hal teknologi armada kapal induk,” kata Char.
Sebelumnya, Desember lalu, Liaoning melakukan latihan perang di Laut China Selatan dan meningkatkan kewaspadaan bagi negara tetangga, termasuk Taiwan, Jepang dan Vietnam yang bersengketa dengan China.