Pilpres Perancis Dibayangi Kasus Peretasan Secara Masif

CNN Indonesia
Sabtu, 06 Mei 2017 19:59 WIB
Hanya kurang dari satu hari jelang pemilihan presiden Perancis, sembilan giga bytes dokumen hasil peretasan diunggah ke situs Pastebin.
Tim kampanye Emmanuel Macron diretas dan surat elektronik mereka diunggah ke situs Pastebin.(REUTERS/Benoit Tessier)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tim calon presiden Perancis Emmanuel Macron mengklaim mereka jadi sasaran peretasan surat elektronik secara masif, hanya satu setengah hari jelang pemilihan umum putaran kedua, Minggu (7/5) nanti.

Data sembilan giga bytes diunggah ke situs Pastebin oleh pengguna bernama EMLEAKS. Pastebin sendiri merupakan situs berbagi dokumen secara anonim. Belum ada informasi lanjutan soal penggunggah atau keabsahan data-data yang dirilis.

Gerakan independen Macron yang dinamai En Marche! mengonfirmasi lewat pernyataan resmi bahwa surat elektronik mereka diretas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Malam ini gerakan En Marche! menjadi korban peretasan yang masif dan terkoordinasi," demikian bunyi pernyataan resmi mereka.
 
Macron sendiri merupakan kandidat terkuat untuk memenangi pilpres Perancis, mengalahkan calon dari golongan konservatif, Marine Le Pen. Survey terakhir menunjukkan bahwa Macron akan memenangi 62 persen suara.

Panitia pemilu berharap masyarakat Perancis tidak membagikan ulang data-data yang diunggah itu sehingga hasil pemilu tidak terpengaruh.

"Di malam jelang pemilihan paling penting untuk institusi-institusi kami, komisi pemilu meminta semua orang yang ada di jaringan internet dan juga jaringan media sosial, termasuk media, tapi juga seluruh penduduk negara, untuk menunjukkan tanggung jawab dan tidak membagikan ulang," demikian bunyi pernyataan komisi pemilihan umum Perancis.

En Marche! menyatakan bocoran dokumen berisi teknis kampanye mereka dan termasuk di dalamnya beberapa informasi soal rekening kampanye. Mereka juga mengatakan dokumen yang dibocorkan dengan sengaja dicampurkan antara yang asli dan palsu untuk menimbulkan keraguan serta disinformasi.

Perancis adalah negara teranyar yang dibayang-bayangi kasus peretasan hanya beberapa waktu sebelum pemilihan umum digelar. Sebelumnya badan intelejen Amerika Serikat juga pernah mengkalim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan peretasan pada pihak-pihak yang terkait dengan Hillary Clinton.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER