Brigitte Trogneux, dari Guru Drama Jadi Ibu Negara

CNN Indonesia
Senin, 08 Mei 2017 14:12 WIB
Brigitte Trogneux istri Emmanuel Macron, ikut jadi sorotan. Kisah cinta mereka yang terpaut usia seperempat abad, menjadi salah satu yang diperbincangkan.
Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte Trogneux usai pemilu putaran pertama pada 23 April 2017. (AFP PHOTO / Patrick KOVARIK)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kemenangan Emmanuel Macron dalam Pilpres Perancis 2017 menjadi sorotan internasional. Namun, lampu sorot tidak hanya mengarah pada sang presiden termuda Perancis itu, melainkan juga pada istrinya, Brigitte Trogneux, yang lebih tua 25 tahun dari Macron.

Bukan hanya soal beda usia yang jadi perhatian, tapi juga kisah cinta mereka yang tidak biasa. Trogneux sudah ada dalam hidup Macron sejak dia berusia 16 tahun, pertama sebagai gurunya, kemudian kekasih, istri dan kini, Ibu Negara.

Bahkan, sebelum Macron dinyatakan menang sebagai presiden mengalahkan rivalnya, Marine Le Pen, rakyat Perancis sudah lebih dulu jatuh cinta pada Trogneux.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wanita berusia 64 tahun itu selalu terlihat anggun dan elegan, serta secara jelas menjadi pendukung terkuat sang bankir di Istana Elysee.
 
“Setiap malam kami akan mengulangi dan menganalisis apa yang kami dengar tentang satu sama lain,” kata Trogneux kepada Majalah Paris Match, tahun lalu. “Saya harus memperhatikan semuanya, melakukan segala hal untuk melindungi dia [Macron]”.

Macron mengenal Trogneux sejak ia masih remaja. (AFP)Foto: AFP PHOTO / Eric FEFERBERG
Macron mengenal Trogneux sejak ia masih remaja. (AFP)
Dan itulah yang dilakuan Trogneux. Selama kampanya, Trogneux selalu berdiri di belakang Macron. Memberi tahu dunia bahwa mereka pasangan yang kompak, saling mendukung, saling menguatkan.

Tapi, sebelum itu, kisah keduanya bagai cerita opera sabun.

Trogneux adalah istri dan ibu tiga anak. Dia mengajar bahasa Perancis, Latin, juga drama di Amiens, kota kecil di utara Perancis, yang juga merupakan kampung halaman Macron.

Trogneux, yang lahir pada 13 April 1953 adalah putra pebisnis sukses di Amiens. Keluarganya mengelola bakeri yang menjual kue-kue dan cokelat.

Kehidupan sempurna khas wanita sub-urban dalam film, melekat pada Trogneux. Namun, semua berubah pada pertengahan 1990an, ketika dia menonton akting seorang murid di drama berjudul "Jacques and his Master”.

Murid itu bernama Emmanuel Macron.

Trogneux yang menganggap Macron berbakat, setuju memberinya pelajaran tambahan untuk kelas drama. Dari situ, hubungan keduanya berkembang.

Dua tahun kemudian, Macron melamar Trogneux. Usianya waktu itu 17 tahun dan Trogneux, 42 tahun.

"Saat berusia 17 tahun, Emmanuel berkata: ‘Apapun yang kamu lakukan, saya akan menikah denganmu,'" kata Trogneux.

Orangtua Macron sempat melarang hubungan mereka, dan meminta Trogneux menjauh. Tapi, Macron tetap bersikukuh. Bahkan, ketika hijrah ke Paris untuk melanjutkan studi, Macron tetap berusaha memenangkan hati Trogneux.

Tiga belas tahun berlalu sejak pertemuan pertama mereka dan Trogneux akhirnya menceraikan suaminya, Andre Louis Auziere pada 2006. Dia menikahi Macron setahun kemudian.

Pasangan pengantin baru itu kemudian pindah ke Paris. Macron melanjutkan kuliah dan Trogneux, bekerja sebagai guru.

Bagi mereka yang kenal dengan Trogneux, istri Macron itu adalah orang yang ramah dan rendah hati. Dia juga punya optimisme tinggi yang menjadi daya tarik tersendiri.

Gregoire Campion, teman Trogneux selama 40 tahun, menyebut dia bukanlah "bintang pesta" tapi "sangat terpelajar."

Trogneux juga disebut sebagai ibu dan nenek yang sangat perhatian. Dari ketiga anaknya, Trogneux punya tujuh orang cucu dan dia kerap menghabiskan akhir pekan bersama mereka.

Adapun, soal kemenangan suaminya, Trogneux menjawab diplomatis.

"Saya sangat beruntung bisa berbagi ini bersama Emmanuel. Namun soal politik, saya tidak punya banyak pilihan," ujarnya, sembari menyebut, sebagai Ibu Negara, dia akan lebih banyak fokus menolong kaum muda yang kurang beruntung.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER