Macron: Saatnya Rakyat Perancis Perlu Perubahan
CNN Indonesia
Senin, 08 Mei 2017 04:51 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Perancis terpilih Emmanuel Macron mengatakan bahwa kemenangan di hari Minggu (7/5) adalah perubahan esensi untuk membangun mayoritas prleman untuk membawa perubahan bagi rakyat Perancis.
Macron mengatakan itu dihadapan ribuan pendukungnya di lapangan Museum Louvre sambil diiringi lagu Uni Eropa Ode to Joy.
"Saya akan melakukan semua yang saya bisa selama lima tahun ke depan, sehingga tidak ada lagi alasan bagi orang-orang untuk memilih pemimpin dari latar belakang ekstrimis," kata Macron yang seakan menohok kandidat Front Nasional Marine Le Pen.
"Tugas kita berat. Kita harus memulainya besok. Mayoritas yang kuat, mayoritas yang nyata. Mayoritas yang membawa perubahan dan harapan atas negeri ini," kata Macron yang fokus untuk mengejar mayoritas kursi di pemilhan parlemen Juni mendatang.
Macron pun mengingatkan kepada rakyat Perancis untuk tetap berpegang pada prinsip Republik Perancis, "Kebebasan, Kesetaraan dan Persaudaraan."
Marcon terpilih secara telak menjadi Presiden Perancis pada Minggu (7/5) sebagai presiden mengalahkan Marine Le Pen, nasionalis kanan yang memberikan janji kampanye untuk keluar dari Uni Eropa.
Proyeksi kemenangan itu terlihat dari penutupan pencoblosan pada pukul 8 malam waktu setempat, yang mencatatkan kemenangan Macron dengan suara 65 persen dan Le Pen 35 persen. Terpaut 20 persen suara dalam pemilu telah diprediksi di survei sebelumnya.
Kemenangan Macron ibarat menampar dominasi arus utama partai-partai di Perancis, yang akan membawa Eropa membatasi kebijakan populis seperti Brexit dan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS.
Mantan menteri ekonomi 39 tahun ini akan menjadi pemimpin paling muda Perancis setelah Napoleon yang berjanji menyatukan visi misi golongan kiri-kanan.
Para pendukung Macron merayakan kemenangan di dekat Louvre Museum, Paris sesaat hasil pemilihan diumumkan dari pemilihan ronde kedua.
"Sebuah lembaran baru dari sejarah panjang dimulai. Kembalinya harapan dan kepercayaan," kata Macron, setelah hasil di pemilu diumumkan.
Macron mengatakan itu dihadapan ribuan pendukungnya di lapangan Museum Louvre sambil diiringi lagu Uni Eropa Ode to Joy.
"Saya akan melakukan semua yang saya bisa selama lima tahun ke depan, sehingga tidak ada lagi alasan bagi orang-orang untuk memilih pemimpin dari latar belakang ekstrimis," kata Macron yang seakan menohok kandidat Front Nasional Marine Le Pen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marcon terpilih secara telak menjadi Presiden Perancis pada Minggu (7/5) sebagai presiden mengalahkan Marine Le Pen, nasionalis kanan yang memberikan janji kampanye untuk keluar dari Uni Eropa.
Proyeksi kemenangan itu terlihat dari penutupan pencoblosan pada pukul 8 malam waktu setempat, yang mencatatkan kemenangan Macron dengan suara 65 persen dan Le Pen 35 persen. Terpaut 20 persen suara dalam pemilu telah diprediksi di survei sebelumnya.
Kemenangan Macron ibarat menampar dominasi arus utama partai-partai di Perancis, yang akan membawa Eropa membatasi kebijakan populis seperti Brexit dan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS.
Mantan menteri ekonomi 39 tahun ini akan menjadi pemimpin paling muda Perancis setelah Napoleon yang berjanji menyatukan visi misi golongan kiri-kanan.
Para pendukung Macron merayakan kemenangan di dekat Louvre Museum, Paris sesaat hasil pemilihan diumumkan dari pemilihan ronde kedua.
"Sebuah lembaran baru dari sejarah panjang dimulai. Kembalinya harapan dan kepercayaan," kata Macron, setelah hasil di pemilu diumumkan.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK