Jakarta, CNN Indonesia -- Gedung Putih menyatakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden terpilih Perancis Emmanuel Macron, melalui percakapan telepon, sepakat bertemu di konferensi pemimpin NATO 25 Mei mendatang di Brussels.
"Presiden Trump menekankan keinginannya untuk bekerja sama secara erat dengan Presiden terpilih Macron dalam menghadapi tantangan bersama, dan mencatat sejarah kerja sama panjang nan kuat antara Amerika Serikat dan sekutu terlamanya, Perancis," bunyi pernyataan yang dikutip
Reuters, Selasa (9/5).
Trump, sebelum Macron memenangi pemilihan umum Presiden akhir pekan lalu, sempat menyebut Marine Le Pen akan mendapatkan keuntungan pascaserangan teror terakhir di Perancis. Rival Macron yang berhaluan ekstrem kanan itu selama kampanye kerap menggunakan sentimen anti-imigran dan anti-Muslim untuk meraup suara dukungannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Le Pen, seorang populis, pun blak-blakan menyatakan ingin menerapkan kebijakan yang serupa dengan Trump di negaranya, jika terpilih sebagai presiden. Dia ingin mengedepankan kepentingan nasional, keluar dari Uni Eropa dan meninggalkan mata uang euro.
Sementara itu, secara terpisah, pihak Macron menyebut Trump dalam percakapan telepon itu sepakat bakal mempertahankan kesepakatan perubahan iklim yang disetujui di Paris pada 2015.
"Dia akan melindungi kesepakatan perubahan iklim, dan dia akan memastikan dirinya waspada dalam melindungi warga Perancis," kata juru bicara Macron, Laurence Haim, kepada
CNN.
Dalam percakapan 10 menit itu, kata Haim, keduanya juga membicarakan masalah-masalah seperti peperangan melawan terorisme, hubungan transatlantik dan ekonomi.
Perubahan iklim "adalah isu penting dan sensitif untuk warga Perancis. Dia (Trump) mengatakan kepadanya bahwa dia akan melindungi hal-hal yang dibuat di Perancis."