Seoul: Trump Mau Bicara dengan Korut dengan Syarat

CNN Indonesia
Jumat, 19 Mei 2017 01:16 WIB
Pemerintah Korsel menyebut Presiden AS Donald Trump mau berbicara dengan Korut jika syarat-syarat tertentu sudah dipenuhi.
Presiden Korsel Moon Jae-in bisa jadi menggiring Amerika Serikat ke arah pendekatan moderat soal Korut. (Reuters/Seo Myeong-gon /Yonhap)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan kepada utusan presiden Korea Selatan bahwa Washington mau mencoba menyelesaikan krisis nuklir Korea Utara melalui dialog, namun dengan syarat-syarat tertentu.

Hal tersebut disampaikan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (18/5). Sebelumnya, Trump pun telah menyatakan konflik besar sangat mungkin terjadi dengan Korea Utara, tapi dirinya lebih ingin memilih cara diplomatik.

Baru dilantik pekan lalu, Presiden Korsel Moon Jae-in semasa kampanye kerap mengedepankan pendekatan yang lebih moderat soal Korea Utara. Namun, dia mengatakan tetangganya itu mesti mengubah sikap sebelum dialog bisa terlaksana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tokoh media Seoul yang diutus Moon ke Washington, Hong Seok-hyun, mengatakan bahwa Trump mau berbicara baik-baik untuk memastikan perdamaian.

Fakta bahwa Trump menyatakan dirinya tidak akan berdialog omong kosong menegaskan sikap senada kami yang terbuka pada dialog tapi mengharuskan situasi yang tepat," kata juru bicara Menteri Luar Negeri Cho June-hyuck.

Korea Selatan dan Amerika Serikat, dalam kunjungan penasihat keamanan Trump pekan ini, sepakat untuk memformulasikan pendekatan bersama yang "tegas dan pragmatis," kata Cho.

Korea Utara bersumpah akan mengembangkan peluru kendali berhulu ledak nuklir yang bisa menghantam Amerika Serikat. Hal tersebut, menurut Pyongyang, diperlukan untuk meredam agresi AS.

Mempunyai 28.500 pasukan di Korea Selatan untuk menghadapi ancaman Korut, Amerika Serikat pun meminta China untuk berkontribusi lebih banyak dalam menenangkan tetangganya itu.

Sementara itu, China justru marah karena pengerahan sistem anti-rudal Negeri Paman Sam di Korsel, menyebutnya sebagai ancaman untuk keamanan Beijing.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER