Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Hassan Rouhani disebut akan memenangkan pemilu Iran yang berlangsung Jumat kemarin, dengan jumlah suara yang pelan-pelan meninggalkan rivalnya Ebrahim Raisi.
Hal itu dinyatakan oleh seorang sumber pejabat Iran kepada
Reuters, Sabtu (20/5).
“Sudah selesai, Rouhani yang menang,” kata sumber yang tak ingin disebut namanya itu.
Dalam jumpa pers, Menteri Dalam Negeri Iran Ali Asghar Ahmadi menyebut bahwa jumlah suara dua orang yang bersaing itu tak berbeda jauh. Jika terkonfirmasi, maka Rouhani akan memimpin Iran untuk periode kedua dalam empat tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pendukung Rouhani menyamut kabar gembira itu, meski berharap Rouhani akan membuat lebih banyak perubahan dalam kebebasan sosial dan ekonomi.
“Saya sangat senang Rouhani menang. Kami menang. Kami tidak menyerah pada tekanan. Kami tunjukkan kepada mereka bahwa kami masih ada,” kata Mahnas, 37.
Rouhani disebut meraup 21,6 juta suara pada Jumat, berbanding 14 juta suara yang diberikan kepada Raisi, jumlah yang sudah masuk sebanyak 37 juta suara. Sumber itu menyebut masih ada sekitar empat juta suara lagi yang belum dihitung.
Sementara itu, Ahmadi, pejabat dari Kementerian Dalam Negeri Iran, mengatakan bahwa sudah sebanyak 25 juta surat suara sudah dihitung, Rouhani menang 14,6 juta suara, dan Raisi 10,1 juta suara.
Ia menyebut ada sekitar 40 juta surat suara menunjukkan tingkat partisipasi sekitar 70 persen, tak jauh berbeda pada pemilu 2013 lalu. Hasil akhir akan diumumkan pada Sabtu malam waktu setempat.
“Mobilisasi besar-besaran dari kelompok garis keras dan kemungkinan kemenangan Raisi membuat banyak orang takut dan akhirnya memilih,” kata Nasser, 52, seorang jurnalis.
Rouhani, 68, menang dalam pemilu sebelumnya dengan janji kampanye membawa keterbukaan Iran terhadap dunia dan memberi kebebasan warganya. Sementara Raisi, merupakan anak didik Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei.