Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Politik Inggris sepakat menunda kampanye pemilihan umum setelah pemberitahuan lebih jauh menyusul serangan teror mematikan di konser Ariana Grande di Manchester.
Jeremy Corbyn, pemimpin Partai Buruh, menyatakan telah berbicara dengan Perdana Menteri Theresa May dan sepakat menunda semua kampanye nasional untuk pemilu 8 Juni ini.
May sebelumnya menyatakan insiden di kota yang berada di utara Inggris ini ditangani sebagai aksi terorisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berselang beberapa jam, kepolisian memastikan insiden ledakan tersebut merupakan ulah teroris yang melakukan aksi bom bunuh diri.
"Saya merasa takut karena serangan mengerikan di Manchester semalam," kata Corbyn dikutip
Reuters, Selasa (23/5). "Turut berduka cita bagi keluarga dan teman para korban yang tewas dan menderita luka-luka."
Survei jajak pendapat belakangan ini menunjukkan Partai Konservatif yang dipimpin May semakin ditempel oleh parpol oposisi binaan Corbyn.
Walau demikian, pemimpin pemerintahan yang berharap bisa memperkuat posisi partainya di parlemen dengan menggelar pemilu lebih cepat ini diperkirakan masih akan terpilih kembali dengan mudah.
Selain menewaskan 19 orang, insiden ini juga dilaporkan melukai sekitar 50 orang lainnya.
Manchester Arena, venue dalam ruangan terbesar di Eropa, dibuka pada 1995 dan bisa menampung 21 ribu orang. Tempat ini adalah lokasi konser dan olah raga yang populer.
Hingga kini belum pihak yang mengaku bertanggung jawab atas aksi tersebut. Kelompok ISIS yang biasanya bergerak cepat dalam mengklaim serangan di Eropa pun masih bungkam.
Walau demikian, Inggris saat ini berada dalam tingkat kewaspadaan kedua teratas soal ancaman teror. Artinya, serangan militan memang sangat mungkin terjadi di negara tersebut.