Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri yang mengguncang Manchester Arena, Senin (22/5) malam, usai konser bintang pop Amerika Serikat, Ariana Grande.
Klaim ISIS itu dipublikasikan melalui media sosial
Telegram."Salah satu tentara Khilafah menempatkan peledak di kerumunan di kota Manchester," bunyi pernyataan tersebut, dikutip
AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, kantor berita
Amaq yang merupakan corong ISIS menyebut bahan peledak tersebut dibawa masuk oleh “penjaga keamanan” dan mereka juga mengancam melakukan lebih banyak serangan dalam waktu dekat.
Sebelumnya, pasukan keamanan Inggris menyebut telah menahan seorang pria di sebuah pusat perbelanjaan. Namun penangkapan itu disebut tidak berkaitan dengan serangan Manchester.
“Seorang pria telah ditahan di Arndale Centre, tapi ini tidak berkaitan dengan serangan di Manchester Arena,” cuit Polisi Manchester di
Twitter.Melansir
Reuters, polisi telah mulai melepas pita penjagaan di pusat perbelanjaan tersebut dan pekerja kembali beraktivitas normal, setelah lokasi tersebut dievakuasi, Selasa (23/5) pagi.
Setidaknya 22 orang tewas dalam insiden ledakan tersebut, termasuk anak-anak, sementara 59 orang lainnya terluka. Polisi menyebut serangan bom bunuh diri itu dilakukan oleh
lone wolf dan mereka juga menyebut sudah mengantungi identitas pelaku.
Ariana Grande mengungkapkan duka mendalam atas insiden tersebut. Dia mengatakan “tidak bisa berkata-kata dan meminta maaf sebesar-besarnya” kepada para penggemarnya.
Adapun pemimpin dunia mengecam serangan tersebut serta mengucapkan belasungkawa bagi para korban.