Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin dunia menyampaikan belasungkawa mereka atas insiden ledakan yang mengguncang Inggris, usai konser bintang pop Amerika Serikat, Ariana Grande, Senin (22/5) malam. Ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Manchester Arena itu menewaskan 22 orang dan melukai 59 orang lainnya.
Perdana Menteri Theresa May menyebut insiden itu sebagai “serangan teroris mengerikan” dan memutuskan menunda kampanye untuk pemilu yang akan digelar 8 Juni mendatang.
“Doa kami bersama para korban dan keluarga mereka,” tutur May.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jeremy Corby, Ketua Partai Buruh, yang merupakan oposisi May, mencuit: “Insiden mengerikan terjadi di Manchester. Doa saya bersama seluruh korban dan tim pelayanan darurat yang cepat tanggap.”
Sementara, Presiden AS Donald Trump, yang tengah berada di Israel saat peristiwa itu terjadi, mengecam tindakan yang dia sebut dilakukan “pecundang jahat”.
“Pecundang jahat itu membunuh banyak anak muda tidak bersalah yang tengah menikmati hidup mereka,” kata Trump, usai bertemu dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas di Tepi Barat, Selasa (23/5), seperti dilaporkan
AFP.
“Saya tidak akan menyebut mereka monster, karena mereka akan menyukai istilah itu. Mereka berpikir itu hebat,” dia menambahkan.
Kanselir Jerman Angela Merkel juga menyuarakan kepedihannya. “Serangan teror ini hanya akan memperkuat upaya kita untuk bekerjasama dengan Inggris melawan tindakan yang tidak manusiawi ini. Saya yakinkan seluruh warga Inggris, Jerman ada bersama kalian.”
Presiden Rusia Vladimir Putin pun tidak ketinggalan ikut berbelasungkawa. Dia bahkan siap membantu Inggris memberantas pelaku teror.
“Kami pastikan mereka yang bertanggung jawab atas hal ini tidak lepas dari hukuman,” kata Putin.
 Petugas medis tengah menangani para korban usai ledakan mengguncang Manchester Arena, lokasi konser bintang pop AS, Ariana Grande. (Foto: AFP PHOTO / Paul ELLIS) |
Di sisi lain, Presiden Perancis Emmanuel Macron mengungkapkan bahwa dia akan segera berbicara dengan Perdana Menteri Inggris atas insiden itu. Sementara Perdana Menteri Edouard Philippe menyebut aksi itu adalah “contoh tindakan pengecut” karena menyerang remaja.
Kecaman juga datang dari Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull. “Serangan itu sangat keji karena sengaja diarahkan pada remaja,” ujarnya.
“Serangan pada kaum yang tidak bersalah ini sangat brutal. Tidak ada kejahatan yang lebih besar daripada pembunuhan anak-anak. Ini adalah serangan langsung pada remaja di seluruh dunia, juga serangan pada kebebasan,” tambahnya.
Adapun Perdana Menteri Mark Rutte menyebut Belanda ikut berduka. “Berita duka dari Manchester dimana malam yang hebat berakhir dengan tragedi. Doa kami bersama para korban,” sebutnya.
Di sisi lain, Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy mengecam keras insiden tersebut. “Saya mengecam seragan Manchester. Belasungkawa saya ucapkan bagi keluarga korban meninggal dan semoga mereka yang terluka cepat diberi kesembuhan.”
Italia memastikan Inggris akan mendapatkan bantuan penuh dalam menginvestigasi serangan tersebut. “Italia akan bekerjasama dengan pemerintah Inggris untuk mengungkap kasus ini,” kata Perdana Menteri Italia Paolo Gentiloni melalui Twitter.
Ucapan belasungkawa juga datang dari Perdana Menteri Denmark, Kanada, Yunani, Israel, dan Austria. Sementara Presiden China Xi Jinping menyebut telah menyampaikan rasa dukanya pada Ratu Elizabeth II atas tragedi tersebut.