Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Mesir memberikan waktu 48 jam pada duta besar Mesir di Kairo untuk meninggalkan negara tersebut. Selain itu, perwakilan seniornya di Doha pun telah ditarik.
"Duta besar Qatar dipanggil hari ini dan diberi pemberitahuan formal soal kedaluwarsa akreditasinya sebagai duta besar untuk Mesir, dan diberikan waktu 48 jam untuk pergi ke luar negeri," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir yang dikutip
Reuters, Senin (5/6).
Langkah itu dilakukan setelah Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar karena dianggap mendukung terorisme. Selain Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain pun melakukan langkah yang sama secara terkoordinir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan langkah terkoordinasi ini, permasalahan soal dukungan Qatar terhadap Ikhwanul Muslimin menjadi semakin keruh dan Doha bahkan kian dituding mendukung agenda Iran yang merupakan rival utama kawasan.
Ketiga negara Teluk itu mengumumkan penutupan jalur transportasi dengan Qatar dan memberi waktu warga negara tersebut untuk pulang ke tanah airnya dalam waktu dua pekan. Qatar juga dikeluarkan dari koalisi yang dipimpin Saudi dalam perang di Yaman.
Langkah-langkah ini lebih keras dibanding perselisihan delapan bulan yang sempat terjadi 2014 lalu, ketika Arab Saudi, Bahrain dan Uni Emirat Arab menarik duta besarnya dari Doha. Saat itu, hubungan transportasi masih dipertahankan dan warga Qatar tidak diusir.
Langkah itu diikuti oleh Yaman, Libya dan Maladewa yang sama-sama menyebut masalah terorisme sebagai alasan pengambilan keputusan.
Di sisi lain, Qatar pun meminta warganya untuk meninggalkan Uni Emirat Arab dalam waktu 14 hari untuk mengikuti keputusan Abu Dabhi memutuskan hubungan.
"Warga Qatar mesti meninggalkan UEA dalam waktu 14 hari, sesuai dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh pihak Emirat," kata Kedubes Qatar di Abu Dabhi melalui Twitter.
Warga yang tidak bisa mencapai Doha secara langsung disarankan melalui Kuwait atau Oman, katanya.