Jelang Pemilu, Theresa May Dipelototi soal Keamanan

CNN Indonesia
Selasa, 06 Jun 2017 20:45 WIB
Perdana Menteri Inggris Theresa May punya catatan dalam bidang keamanan yang menjadi sorotan jelang pemilihan umum parlementer esok lusa.
Catatan PM Inggris Theresa May dalam bidang keamanan menjadi sorotan jelang pemilu parlementer 8 Juni ini. (REUTERS/Anthony Devlin/Pool)
Jakarta, CNN Indonesia -- Catatan Perdana Menteri Theresa May dalam bidang keamanan mendominasi agenda kampanye pada Selasa (6/6), dua hari sebelum pemilihan umum parlementer yang sempat dihantui serangan teror mematikan di jantung London.

Setelah polisi mengidentifikasi ketiga pelaku teror tersebut dan mengungkap bahwa dua orang di antaranya sudah dikenal oleh aparat keamanan, Partai Konservatif yang dipimpin May dihadapkan pada pertanyaan lebih jauh soal kebijakan mantan Menteri Dalam Negeri itu dalam memangkas jumlah anggota polisi.

Selisih perolehan dukungan Partai Konservatif, pekan lalu berada di angka 6 poin, turun menjadi 1 poin saja dalam survei terakhir dari Survation untuk ITV yang dikutip Reuters.
Kepolisian mengungkapkan bahwa Khuram Butt, pelaku teror berkewarganegaraan Inggris yang lahir di Pakistan, sudah dikenal oleh polisi dan badan mata-mata domestik MI5. Namun, kekurangan sumber daya membuatnya tidak bisa diawasi secara ketat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Butt sempat muncul dalam dokumenter "The Jihadis Next Door" yang ditanyangkan tahun lalu oleh Channel 4, sebagai bagian dari sekelompok orang yang mengibarkan bendera ISIS di sebuah taman.

Dalam serangan ketiga yang terjadi di Inggris dalam selang beberapa bulan ini, Butt dan dua orang pelaku lainnya menabrakki pejalan kaki di London Bridge pada Sabtu sore lalu sebelum berlari ke Borough Market dan menikam orang-orang.

Warga Kanada, Perancis dan Inggris menjadi korban tewas. Puluhan korban luka pun berasal dari sejumlah negara termasuk Perancis, Spanyol, Australia dan Selandia Baru.
Sebagai Menteri Dalam Negeri sejak 2010 hingga 2016, May memangkas 20 ribu anggota Kepolisian di Inggris dan Wales. Lawan politiknya, Jeremy Corbyn, mengatakan hal itu semestinya tidak terjadi dan meminta May untuk mengundurkan diri.

May menjawab dengan menyebut Corbyn sendiri lemah dalam hal terorisme. Dia sempat dikritik karena menentang undang-undang kontra-terorisme dan menunjukkan sikap tak acuh soal respons polisi terhadap serangan menggunakan takti "menembak-untuk membunuh."

Kepolisian telah menangkap 12 orang pada akhir pekan lalu di Barking, London Timur. Namun, belakangan mereka dibebasakan kembali tanpa tuntutan. Semalam, petugas kembali menangkap seorang berusia 27 tahun terkait kasus ini, tapi belum menjelaskan lebih jauh.

TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER