Jakarta, CNN Indonesia -- Senat Amerika Serikat akan mencecar sejumlah pejabat utama intelijen soal penyelidikan Biro Investigasi Federal terkait ikut campur Rusia dalam pemilihan umum 2016 dan dampak pemecatan eks Direktur FBI James Comey, Rabu waktu setempat (7/6).
Sidang terbuka Komite Intelijen Senat akan menghadirkan para pejabat yang terkait erat dengan pemecatan mendadak Comey oleh Presiden Donald Trump, bulan lalu. Langkah itu memicu tudingan yang menyebut orang pemimpin dari Partai Republik itu mencoba untuk menghalangi penyelidikan FBI dan mengundang pertanyaan soal kemungkinan kolusi antara tim kampanye Trump dengan Rusia.
Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein, pejabat nomor dua di Kementerian Kehakiman yang menandatangani surat rekomendasi pemecatan Comey, akan bersaksi sehari sebelum mantan direktur itu menjelaskan penyelidikan soal keterlibatan Rusia dalam pemilu dari sudut pandangnya sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesaksian publik Rosenstein ini akan jadi yang pertama kalinya sejak ia melantik mantan Direktur FBI Robert Mueller sebagai konsul khusus penyelidik hubungan Rusia dan pemilu 2016, di hadapan tekanan kongres yang semakin memuncak.
Pelaksana tugas Direktur FBI Andrew McCabe yang mengambil alih jabatan Comey untuk sementara juga akan hadir dalam sidang tersebut.
Penyelidikan itu telah menghantui pemerintahan Trump sejak ia dilantik pada Januari lalu. Sejumlah prioritas kebijakannya pun terancam akibat permasalahan ini.
Kremlin telah menampik kesimpulan badan-badan intelijen AS yang menyebut Moscow mencoba memengaruhi pemilihan untuk menguntungkan Trump, termasuk dengan meretas surat elektronik petinggi Partai Demokrat. Trump pun menampik berkolusi dalam bentuk apapun.
"Saya tahu akan ada anggota yang ingin mendengar penjelasan Wakil Jaksa Agung Rosenstein soal keterlibatannya dalam pemecatan (Comey)," kata Senator Mark Warner, pejabat Demokrat di Komite Intelijen kepada
Reuters.
Direktur Badan Keamanan Nasional (NSA) Laksamana Mike Rogers dan Direktur Intelijen Nasional Dan Coats juga akan hadir dalam sidang yang semula direncanakan untuk membahas hukum pengintaian di luar negeri.
"Saya berharap Laksamana Rogers dan Direktur Coats tidak akan bersembunyi di balik hak istimewa eksekutif ... terkait laporan pers yang menyebut Presiden meminta mereka menghambat investigasi soal Rusia," kata Warner.
Mengutip sejumlah pejabat dan mantan pejabat,
Washington Post pada 22 Mei melaporkan Trump sempat meminta para pejabat tinggi itu untuk membantunya menekan investigasi FBI soal kemungkinan koordinasi antara tim kampanye konglomerat itu dengan Moskow.
Keduanya menolak untuk mengikuti permintaan tersebut karena dinilai tidak pantas, kata laporan tersebut.
Washington Post secara terpisah melaporkan, Coats mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa Trump bertanya kepadanya, apakah ia bisa mengintervensi Direktur Comey untuk membuat FBI tidak lagi berfokus pada Michael Flynn, mantan penasihat keamanan nasional, dalam kasus Rusia.
Para pejabat intelijen juga diperkirakan akan mempertahankan Pasal 702 Akta Pengintaian Intelijen Asing atau FISA--topik resmi sidang tersebut--yang akan kedaluwarsa pada 31 Desember jika Kongres memutuskan untuk tidak memperpanjangnya.
Pasal 702 memungkinkan NSA untuk mengumpulkan komunikasi digital warga asing yang diyakini tinggal di luar negeri dan menggunakan jalur telepon atau internet Amerika. Informasi soal warga Amerika juga kadang-kadang tidak sengaja diperoleh dalam proses tersebut.
Praktik pengintaian AS tengah dikritik di tengah tudingan tak berdasar Trump dan sejumlah politikus Demokrat yang menyebut Presiden pendahulu dari Partai Demokrat, Barack Obama, menuding Trump atau rekan-rekannya.