Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika memulai rangkaian kunjungan ke Timur Tengah dua pekan lalu, Donald Trump disebut-sebut sedang berupaya menyatukan kekuatan sekutu Amerika Serikat di kawasan untuk melawan Iran.
Para pengamat menyebut hal ini dapat terlihat dari pergerakan sekutu AS di kawasan yang secara tiba-tiba memutus hubungan dengan Qatar pada Senin (5/6).
Negara-negara Teluk termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, dan Yaman memutuskan hubungan diplomatiknya dengan alasan Qatar mendukung kelompok teroris yang berkaitan dengan Iran.
Namun kini, sejumlah pengamat justru menganggap krisis diplomatik ini dapat menggagalkan upaya AS mengalahkan pengaruh Iran di kawasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini memang tidak mengubah situasi strategis AS dalam jangka pendek. Namun dalam jangka panjang, semua ini justru akan menjadi jalan pembuka bagi Iran," ujar pengamat dari Institut Negara Teluk Arab, Hussein Ibish, sebagaimana dikutip
CNN.
Seorang mantan penasihat urusan Timur Tengah bagi pemerintah AS, Bruce Riedel, pun mengatakan bahwa tujuan awal Trump menyatukan kekuatan sekutunya justru gagal.
"Anggapan bahwa negara-negara Teluk bersatu di bawah konsensus melawan Iran menjadi tidak nyata. Negara Teluk tidak bersatu dan negara Muslim tidak bersatu," ucap Riedel.
Senada dengan Riedel, Ibish mengatakan bahwa kini, AS justru seharusnya waspada akan kemungkinan bangkitnya oknum-oknum liberal yang pro-Iran di kawasan.
Riedel juga mengatakan, kaum liberal ini sewaktu-waktu dapat mengamuk karena sudah muak dengan isu sektarian antara Sunni dan Syiah yang selalu dimanfaatkan untuk memicu kebencian terhadap Iran.
"Semua ini berpotensi menjadi jalan pembuka bagi kamp pro-Iran dan nasionalis Arab untuk memihak Qatar. Para kelompok Islam dan sejumlah kaum liberal juga akan mendukung Qatar," katanya.
Diberitakan
New York Times, krisis diplomatik ini lebih jauh juga dianggap dapat menyulitkan kampanye AS untuk menggempur ISIS. Alasannya, AS mendirikan salah satu pangkalan udara terbesar bagi koalisinya di Qatar.
Kini, negara-negara Teluk yang memutuskan hubungannya dengan Doha juga menutup seluruh akses perhubungan ke Qatar.
AS pun diperkirakan akan berupaya keras untuk mendamaikan para sekutunya di kawasan Timur Tengah ini.
"Kami mendorong semua pihak untuk duduk bersama dan membicarakan masalah ini. [Negara-negara Teluk] masih bersatu," ujar Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis.