AS Duga Peretas Rusia Dalangi Krisis Diplomatik Qatar

CNN Indonesia
Rabu, 07 Jun 2017 10:07 WIB
Penyelidik AS meyakini, peretas Rusia merupakan dalang di balik beredarnya berita palsu yang memicu krisis diplomatik antara Qatar dan negara-negara Teluk.
Ilustrasi. (Reuters/Kacper Pempel)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penyelidik Amerika Serikat meyakini, peretas Rusia merupakan dalang di balik beredarnya berita palsu yang turut memicu krisis diplomatik antara Qatar dan negara-negara Teluk.

Seorang pejabat AS mengatakan, indikasi ini pertama kali terendus ketika Badan Investigasi Federal (FBI) mengirim satu tim ke Doha untuk membantu pemerintah Qatar menyelidiki dugaan peretasan.

Para penyelidik menyimpulkan, peretasan ini memang merupakan bagian dari upaya Rusia untuk mengacaukan situasi di negara-negara sekutu AS, layaknya yang terjadi pula saat proses pemilihan umum di Perancis dan Jerman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, pejabat AS itu belum dapat memastikan pihak Rusia mana yang meretas dan pendukung di belakangnya. Meskipun demikian, seorang pejabat AS lainnya mengatakan, "Apa pun yang terjadi di negara itu [Rusia] biasanya direstui pemerintah."
FBI dan Badan Intelijen Pusat (CIA) menolak untuk berkomentar secara resmi terkait dugaan ini. Namun, Kedutaan Besar Qatar di Washington memang mengakui adanya penyelidikan dugaan peretasan ini dan hasilnya akan segera dirilis.

Sebelumnya, pemerintah Qatar juga sudah beberapa kali mengatakan bahwa ada pemberitaan palsu di Kantor Berita Qatar yang beredar pada 23 Mei lalu.

Pemberitaan tersebut mengutip pernyataan seorang pejabat Qatar yang bernada bersahabat dengan Iran dan Israel, serta mempertanyakan kredibilitas Trump.

Menanggapi situasi ini, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Yaman, serta sejumlah negara Teluk lainnya memutuskan hubungan dengan Qatar karena dianggap mendukung kelompok teror yang berkaitan dengan Iran, musuh bersama kawasan.

"Apa pun yang dituduhkan, itu berdasarkan kesalahan informasi dan kami pikir, semua krisis ini juga karena kesalahan informasi. Semua ini bermula dari berita palsu yang dimasukkan ke kantor berita kami yang diretas dan dibuktikan oleh FBI," ujar Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Saif Bin Ahmed Al-Thani, kepada CNN.
Qatar sendiri merupakan mitra strategis bagi AS, terutama dalam pemberantasan terorisme. AS mendirikan pangkalan militer terbesarnya untuk koalisi penggempur ISIS di Qatar.

Sejumlah pejabat AS, termasuk Menteri Pertahanan, Jim Mattis, pun mendorong Qatar dan negara-negara Teluk tersebut membicarakan kisruh ini dengan cara mediasi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER