Donald Trump Desak Saudi Gelar Dialog dengan Qatar

CNN Indonesia
Rabu, 07 Jun 2017 09:13 WIB
Dalam teleponnya dengan Raja Arab, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menekankan pentingnya negara-negara Teluk untuk melakukan dialog dengan Qatar.
Donald Trump mendesak Arab Saudi dan negara-negara Teluk melakukan rekonsiliasi dengan Qatar. (REUTERS/Jonathan Ernst)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump menekankan pentingnya negara-negara Teluk untuk melakukan dialog dengan Qatar dalam pembicaraannya dengan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud, Selasa (6/6) waktu setempat.

Kedua kepala negara itu berbicara melalui telepon, usai Riyadh menginisiasi pemutusan hubungan diplomatik dengan Doha, yang diikuti negara-negara lainnya, termasuk Mesir, Bahrain, Uni Emirat Arab, Yaman dan Maladewa.

Pemutusan hubungan diplomatik itu dilakukan atas dugaan Qatar memberikan dukungan terhadap terorisme, termasuk membiayai kelompok militan ISIS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kedua pemimpin membahas tujuan penting untuk mencegah pendanaan organisasi teroris dan menghilangkan promosi ekstremisme oleh negara manapun di kawasan ini," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan AFP.

"Presiden AS juga menggarisbawahi pentingnya persatuan Dewan Kerjasama Teluk untuk mengalahkan terorisme dan mempromosikan stabilitas regional."

Di sisi lain, sejumlah pengamat menganggap krisis diplomatik ini dapat menggagalkan upaya AS mengalahkan pengaruh Iran di kawasan.


Diberitakan New York Times, krisis diplomatik ini lebih jauh bisa  menyulitkan kampanye AS untuk menggempur ISIS. Alasannya, AS mendirikan salah satu pangkalan udara terbesar bagi koalisinya di Qatar.

Kini, negara-negara Teluk yang memutuskan hubungannya dengan Doha juga menutup seluruh akses perhubungan ke Qatar.

AS pun diperkirakan akan berupaya keras untuk mendamaikan para sekutunya di kawasan Timur Tengah ini.

"Kami mendorong semua pihak untuk duduk bersama dan membicarakan masalah ini. [Negara-negara Teluk] masih bersatu," ujar Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER